≈I GOT U≈

Menjelang sore hari, sepanjang jalan besar Seoul menuju daerah gangnam macet total. Jam pulang kantorlah penyebabnya.

Semua kendaraan sedikit demi sedikit maju tanpa kerenggangan yang berarti. Di salah satu mobil sedan—putih pucat, terdapat sepasang kekasih dimana sang namja tampak menggerutu melihat kemacetan di kota Seoul

“Arghh mau sampai rumah jam berapa?” katanya sakratis

Kekasihnya yang duduk di sebelah hanya tersenyum sambil sesekali memijiti lengan kiri sang namja, “Sabarlah mungkin selepas lampu merah jalanan tidak macet lagi” hiburnya

“Tapi lampu merahnya saja masih jauh” tambah namja itu tidak bisa menghilangkan kekesalannya

“Ya sudah, sabar saja Kyu” tegur kekasihnya

“Tapi Sungminnnn—”

“Ish~ capek berdebat denganmu” Kekasih yang bernama Sungmin itu memilih melemparkan pandangannya keluar, sepanjang jalan dekat sebuah gereja, tepatnya di sepanjang trotoar, tampak para penjual whiteboard—papan putih, berjajar rapi hingga ke depan lampu merah

“Apa mereka tidak melanggar aturan” celetuk Kyuhyun mengalihkan topik dan ikut melirik obyek yang dilihat Sungmin, “Trotoar kan tempat orang jalan”

Sungmin menoleh dengan wajah miris, kenapa kekasihnya itu selalu hanya bisa bersikap kritis, “Tidak—trotoar sepanjang jalan ini kan sengaja di buat melebar untuk pedangan juga, jadi tidak apa apa Kyuhyun” beritahunya

“Oh” Kyuhyun mengangguk saja sambil menatap bosan ke jalanan, “Tapi apa masih laku whiteboard seperti itu? Kutahu sekarang banyak sekolah yang sudah memakai proyektor dan juga komputer”

Sungmin mengedikkan bahu—matanya masih memandangi whiteboard berbagai ukuran yang terpampang di jalan, “Whiteboard masih dipakai kok… lagipula whiteboard banyak kegunaannya…” bisik Sungmin bermakna ganda

“Ng? apa maksudmu?” Kyuhyun menoleh dengan bingung—tidak menangkap nada suara Sungmin yang berubah

“Tidak” Sungmin menggeleng pelan, “Bukan apa apa”

***

Kyuhyun dan Sungmin. Mereka sudah berpacaran hampir 3 tahun. Bertemu di satu perusahaan yang sama dan hubungan mereka dimulai dari pertemanan biasa.

Sungmin tahu—bahwa dia bukanlah tipe impian Kyuhyun karena ketika mereka masih bersahabat, Kyuhyun telah bercerita banyak. Tentang wanita idamannya, impiannya serta keinginan pria itu.

Mereka menjalin hubungan lebih dari sebuah teman berdasarkan rasa nyaman. Sungmin pun sadar akan hal itu.

Ia tahu betapa Kyuhyun selalu berakhir dengan Sungmin.

Saat pria itu berpacaran dengan kekasihnya—seorang sekretaris yang cantik, tapi ternyata menduakannya, Kyuhyun akan lari mencari siapa?

Sungmin. Hari itu pasti Kyuhyun menahan Sungmin, meminta sahabatnya—dulu, itu untuk pergi kemana saja, keliling Seoul, berkaraoke atau sekedar minum soju di kedai pinggir jalan, apapun. Kyuhyun akan menyeret Sungmin dalam masalahnya.

Sungmin bagaikan air dingin pada masalah Kyuhyun. Ia dapat memadamkan api kemarahan dan rasa kecewa Kyuhyun yang hampir membuatnya depresi

Kyuhyun bisa menangis di depan Sungmin, tanpa temannya itu tertawa atau meledeknya di kemudian hari. Sungmin mengerti bahwa sikap acuh Kyuhyun atau angkuhnya hanya terlihat dari luar.

Kyuhyun tetap bisa sakit hati, dia juga bisa terluka… namun sikap itu hanya ia bongkar habis habisan di depan Sungmin

Tapi di satu sisi…

Sungmin juga jadi tempat Kyuhyun membenturkan masalahnya—emosinya yang kadang meledak ledak

Kyuhyun pernah memarahi Sungmin hanya karena sahabatnya itu menawarkan teh pas jam makan siang. Sungmin terguncang, tapi saat mendengar dari rekan lain kalau Kyuhyun habis bertengkar dengan atasannya, Sungmin agak mengerti

Tapi itu tidak langsung membuatnya terima saja di maki maki oleh Kyuhyun. Hei, kenapa harus dia??? Kenapa harus Sungmin yang mendapatkan segala luapan emosi Kyuhyun, kenapa bukan orang lain????

Pernah Sungmin berani membalas Kyuhyun, meninggikan suaranya dan ikut membentak Kyuhyun. Pada saat itu, Kyuhyun tertegun, ia akhirnya sadar sikapnya yang kelewatan…

Dan di situlah semuanya bermula…

Hari itu ditutup dengan permintaan maaf Kyuhyun, setangkai bunga mawar dan sebuah pelukan nyaman yang membuat Sungmin sampai tak bisa berkata kata

Kyuhyun menyatakan cintanya pada saat itu. Ia yakin emosinya, kemarahannya, kelemahannya hanya berpengaruh pada Sungmin. Ia tahu ia salah saat membenturkan masalah pada Sungmin tapi itu malah membuktikan betapa berartinya Sungmin untuk dia.

Sungmin adalah tempat terakhir Kyuhyun bersandar dan setelah hampir 2 tahun mereka bersahabat—Kyuhyun akhirnya sadar jika rasa itu lebih dari sebuah kata cinta

Sungmin adalah segalanya, satu paket lengkap yang di kirim Tuhan, untuk seorang Cho Kyuhyun

***

“Selamat ya atas pertunangannya”

“Hei calon istri!! Sudah siap membina rumah tangga??”

“Kami turut berbahagia, aku pasti datang ke pesta pernikahanmu”

Sungmin tersenyum bahagia sambil sesekali membalas ucapan selamat tak terhitung dari teman sekantornya. Dua hari yang lalu Kyuhyun resmi melamarnya, mengumumkan pertunangan serta tanggal pernikahan mereka yang terhitung dua minggu dari sekarang

Undangan sudah disebar, gedung sudah dipesan dan semua detailnya telah diperhitungkan oleh kedua keluarga.

Untuk satu ini Sungmin beruntung, ia dan Kyuhyun tidak turun tangan karena akan melelahkan mengurusi pernikahan dan pekerjaan pada saat bersamaan, maka dari itu, mereka lebih memilih menyerahkan semuanya pada keluarga besar

“Apa kau yakin mau jadi Ibu rumah tangga saja Sungmin? Kau kan tahu, tidak boleh ada suami istri bekerja di kantor yang sama” tanya salah seorang temannya kala itu

Senyum malu malu dan canggung tampak di wajah Sungmin, “Aku yakin, biar Kyuhyun saja yang mencari uang hahaha” kelakarnya yang membuat temannya ikut tertawa kecil

Mereka berdua bertukar senyum sekali lagi sebelum duduk dan memulai pekerjaan hari itu.

Sungmin merasa semuanya telah sempurna, terlalu sempurna sehingga timbul keraguan yang membuatnya mulai bertanya tanya

Apa memang semua yang ia inginkan ini, bisa terjadi tanpa satupun bencana?

Atau…

Semuanya baru akan dimulai? Entahlah~

Tapi siang hari yang panas itu, menjadi titik cobaan bagi seorang Lee Sungmin

___

“Ada apa kau ingin bertemu denganku?” tanya Sungmin agak kaku, ia jadi tidak nafsu makan siang itu. Tangannya hanya sibuk mengaduk teh sambil sesekali melirik keluar—berharap Kyuhyun tidak melihatnya bersama orang ini…

“Hanya untuk bertanya” sahut orang di depannya, “Apa benar Kyuhyun mau menikahimu?” selidiknya

Kedua pupil Sungmin melebar—hal yang ia takutkan benar benar terjadi, “I… iya, ada yang salah dengan itu?” suara Sungmin nyaris berbisik, oh tidak, jangan katakan kalau gadis ini masih mengharapkan Kyuhyun kembali padanya

Gadis itu terdiam lama. Sungmin kenal gadis ini—ia adalah mantan Kyuhyun entah yang keberapa. Kyuhyun pernah mengenalkannya pada Sungmin waktu itu.

“Tidak” jawab gadis itu setelah berdiam lama, “Hanya saja…” suaranya tercekat, tampangnya malah menatap Sungmin kasihan, “Kau tahu alasan aku putus dengannya bukan…”

Sungmin nyaris menggeleng, “Aku… tidak ingat persis…” jawabnya bimbang

“Sudah kuduga” desah gadis itu—masih tampak mengasihani Sungmin seolah mereka sama sama pihak tersakiti, “Kami putus dulu karena Kyuhyun tidak pernah mau serius denganku… kami sudah lama pacaran tapi dia tidak pernah mau menikahiku…”

Sebelah alis Sungmin naik, “Nah… kalau begitu kenapa dia mau melamarku?” tanya Sungmin ganjil tapi ia buru buru membenarkan kalimatnya, “Bukan maksudku merendahkanmu atau apa… namun…” Ia menelan ludah, “Kyuhyun mungkin menyadari aku…ma…aishhh” Sungmin frustasi menjelaskan tanpa membuat gadis itu sakit hati, “Mungkin karena kami berdua berjodoh itu saja” katanya tegas

Gadis itu tampak tak terpengaruh, raut wajahnya yang seolah olah tampak tahu membuat Sungmin kesal—firasat buruknya tidak hilang semenjak ia menerima ajakan gadis ini makan siang

“Semoga saja begitu” jawabnya penuh simpati, “Tapi… kuharap kau tidak bernasib sama seperti aku atau gadis gadis dahulu yang ia pacari…” Gadis itu berdiri, meninggalkan selembar uang Won di atas meja, tatapan sendunya masih mengunci kedua mata Sungmin, “Karena kalau aku tidak salah duga, Kyuhyun tampaknya takut dengan pernikahan… dia takut terkekang…”

Tubuh Sungmin membeku begitu gadis itu melangkah pergi, ia memandang nanar cangkir tehnya yang tidak tersentuh. Derak air yang bergerak lamban membuat Sungmin membayangkan wajah Kyuhyun di dalam situ

“Itu… tidak benar kan Kyuhyun?”

***

“Kenapa kau mau menikahiku Kyuhyun?”

“Ha?” Kyuhyun yang saat itu sedang main ke rumah Sungmin tersentak mendengar pertanyaan diluar dugaan, “Kenapa kau tiba tiba—“

“Jawab saja!” desak Sungmin frustasi, wajahnya yang tampak khawatir menjadi perhatian Kyuhyun dan dengan segala sikap acuhnya, Kyuhyun malah menjawab, “Bukankah kau yang minta waktu itu?” jawabnya balik bertanya

DEG

Sungmin menarik kedua tangannya yang memegangi lengan Kyuhyun, wajahnya tampak hampa, “Jadi… kalau aku tidak memintanya… kau tidak mau…” suara Sungmin menghilang, Kyuhyun yang menyadari ada yang aneh, mengerutkan dahinya, “Kau kenapa sih Sungmin? Jadi kau tidak mau menikah sekarang?”

Tatapan Sungmin makin meredup, Kyuhyun bukan meyakinkannya malah membuat Sungmin tambah terpuruk

“Sungmin! Kau kenapa? Hei!!” Sungmin menapik kedua tangan Kyuhyun lalu beranjak berdiri—menghindari tatapan heran Kyuhyun

“Aku masuk dulu, kau… kau pulang saja”

“Hei Sungmin! Kau kenapa sih!!!” Sungmin tidak menjawabnya, ia menutup pintu kamar, tersuruk jatuh ke lantai dan dia… mulai menangis…

***

Hubungan percintaan Kyuhyun dan Sungmin tidaklah seindah pasangan pasangan yang di mabuk cinta.

Mereka lebih seperti sahabat yang saling melengkapi, teman yang tidak pernah canggung mengungkapkan perasaannya atau semacam itu.

Kyuhyun hanya pernah bersikap romantis sekali yaitu ketika ia menyatakan cinta pada Sungmin

Setangkai bunga mawar adalah bukti sikap manis Kyuhyun, selebihnya? Tidak. Sungmin tidak pernah diundang makan malam romantis atau kencan manis seperti kebanyakan orang

Memang begitulah hubungan mereka. Sungmin tidak mengeluh atau menyesal sama sekali. Tapi apa tidak ada satupun alasan bagus yang bisa diutarakan Kyuhyun ketika Sungmin bertanya tentang alasan kenapa dia mau menikahinya? Apa susah bilang ‘Aku mencintaimu’ itu saja, apa sebegitu sulitnya?

Apa harus selalu Sungmin?

Selalu Sungmin yang mengulurkan tangan ketika Kyuhyun butuh sandaran, selalu Sungmin yang siap ketika Kyuhyun butuh bantuan, atau harus selalu Sungmin yang memberi, memberi tanpa bersikap sebaliknya?

***

Sikap Sungmin makin murung dari hari ke hari menjelang pernikahannya. Semua orang disekitarnya tidak curiga karena mengira Sungmin stress mempersiapkan pernikahan, sementara Kyuhyun? Sifatnya yang cuek dan cenderung tidak bisa baca situasi juga tidak membantu sama sekali

Hari itu Sungmin melirik meja kerja Kyuhyun dari kejauhan, jarinya menggenggam kuat selembar kertas sementara kedua matanya tampak sedih, ia sudah mau berpaling ketika suara Kyuhyun memanggilnya

“Sungmin kau bisa pulang sendiri hari ini?” tanya Kyuhyun sambil menghampiri Sungmin, “Jungmo dan beberapa teman lainnya sudah menyiapkan pesta bujang untukku” Kyuhyun menyeringai penuh arti yang memberikan efek negatif pada Sungmin

“Tidak ada wanita ka—“

“Tidak Sungmin” sela Kyuhyun sebelum Sungmin menuduhnya, “Aku janji ini hanya beberapa bir dan wine, oke?”

Sungmin berusaha keras untuk tersenyum karena beberapa hari ini dia malah tidak bisa melakukannya

“Oke, pergilah”

Senyum Kyuhyun makin lebar sebelum berlalu dari hadapan Sungmin yang kembali pada sikap diamnya.

Sungmin kembali ke mejanya dengan perasaan semakin campur aduk.

Ia sendiri jadi tidak pasti dengan pesta pernikahannya…

Ia tidak yakin

***

Disebuah café

Cahaya remang remang di café itu berhasil menyamarkan wajah para eksekutif muda yang sedang duduk sambil menikmati beberapa wanita seksi mondari mandir di hadapan mereka

Jungmoo yang sudah dikuasai oleh alkohol duduk di sebelah Kyuhyun lalu menyenggol pinggang temannya itu, “Hei pilih saja salah satu gadis itu, Sungmin tidak akan tahu” racaunya yang mengundang tawa renyah Kyuhyun, “Kami tidak akan membocorkan rahasiamu, ya kan teman teman?”

Segelintir orang di seberang meja mengangguk saja sambil meneguk bir yang lebih keras

“Tidak” jawab Kyuhyun yang separuh sadar, “Tidak ada Sungminpun, aku tidak mau hahahaha… sudah cukup aku mengetahui para yeoja itu, mereka sama sama menyusahkan” komentar Kyuhyun menunjuk para gadis yang mendelik kesal mendengar ucapannya

“Sungguh?” tanya Jungmoo jahil

“Iya” Kyuhyun meneguk minumannya lagi—merasakan kepalanya terasa lebih ringan, “Mereka hanya bisa merengek, meminta dan akan marah berhari hari kalau permintaannya tidak penuhi, dasar merepotkan” tambah Kyuhyun bersuara dingin

Jungmoo tertawa terbahak bahak seakan ada yang lucu dari ucapan Kyuhyun, “Kau tahu darimana kalau Sungmin berbeda? Orang yang mau menikah atau sudah menikah itu termasuk orang merepotkan kau tahu, lihat si Jonghyun disana”

Kyuhyun mengikuti arah pandang Jungmoo pada seorang rekan mereka yang sedang menelepon sambil berbisik, “Pasti itu dari istrinya lagi… huh, lihat kan? kau juga akan bernasib sama dengannya, Sungmin akan mengikatmu di rumah terus menerus, apa kau mau??”

Sesaat Kyuhyun tertegun. Ia mendelik menatap Jungmoo dengan kedua matanya yang tidak fokus—kabur akibat terlalu banyak minum

“Sungmin berbeda” jawab Kyuhyun singkat

“Ya, tapi apa kau yakin?” tukas Jungmoo makin menjadi, ia sudah menghabiskan satu botol penuh vodka, “Apa kau yakin dia yang terakhir untukmu? Jangan bilang kau terbawa suasana karena selama ini kalian dekat, dengar Kyuhyun—dia mungkin sahabat yang baik untukmu, tapi apakah dia juga menjadi istri yang baik juga?”

Sebelum Kyuhyun bisa menjawab, Jungmoo menyudutkannya lagi, “Lagipula setahuku kau ini pria bebas Kyuhyun, maka dari itu kau selalu memutuskan pacarmu yang minta dinikahi… lantas kenapa kau mau begitu saja menuruti permintaan Sungmin? Kau saat itu tidak sedang mabuk bukan? Kekeke~” tawa Jungmoo meledak, seakan menertawakan nasib Kyuhyun yang sebentar lagi menikah

Jungmoo tidak tahu, kalau racauannya saat mabuk itu membuat Kyuhyun jadi bimbang—sama seperti Sungmin

Kyuhyun yang sadar sepenuhnya, pergi begitu saja dari café itu, meninggalkan temannya, meninggalkan kesenangannya kemudian berakhir dengan mengendarai mobil secara gila gilaan

Sepanjang perjalanan timbul satu pertanyaan Jungmoo yang masih membekas dalam ingatan Kyuhyun

‘Apa kau yakin Sungmin orang terakhir untukmu?’

***

Hubungan Kyuhyun dan Sungmin berubah drastis.

Mereka memang tidak pernah lovey dovey dalam percintaan atau dengan kata lain memperlihatkan jelas perasaan mereka di depan umum, tapi setidaknya—mereka baik baik saja, hubungan mereka selalu baik baik saja

Namun sekarang?

Sungmin sering menangkap basah Kyuhyun memandanginya lama dari seberang meja atau kalau tidak, Kyuhyun suka berkelit setiap kali ditanya tentang acara pernikahan

Mereka tetap pulang bersama, mereka tetap makan siang bersama

Tapi seperti berhadapan dengan orang asing, tidak ada pembicaraan berarti diantara keduanya

Sungmin yang bisa melihat perubahan sikap Kyuhyun semakin yakin…

Yakin untuk membatalkan acara pernikahan mereka…

***

“Umma, aku—“

“Hei kenapa masih disitu saja Sungmin, kita kan mau fitting gaun pengantinmu untuk terakhir kali, tuh di depan Kyuhyun sudah menunggu kita, ayo”

“Eh?” Sungmin buru buru keluar rumah, ya ia bisa melihat mobil putih Kyuhyun terparkir rapi di depan, di depan pintu, ia bisa melihat Kyuhyun berdiri sambil bersandar pada badan mobil

“Hai” sapa Kyuhyun tersenyum tipis

Sungmin membalasnya agak ragu—mereka tampak asing satu sama lain, tapi Sungmin beranikan mendekat, “Kau mau mengantar aku dan Umma?”

“Itu kan sudah perjanjiannya” Kyuhyun mengangkat punggungnya menjauh sebelum membukakan pintu samping kemudi untuk Sungmin

Senyum manis Sungmin yang hilang beberapa hari ini muncul kembali, ia tersentuh dengan sikap gentle Kyuhyun—mungkin kemarin kemarin dia memang agak khawatir, bukankah biasa cemas berlebihan menjelang pernikahan?

Setelah Ibu Sungmin turun, berangkatlah mereka bertiga ke sebuah butik ternama, tempat Sungmin memesan gaun pengantinnya

Disana, Kyuhyun menunggu dengan bosan sambil sesekali memainkan handphonenya. Tapi begitu Ibu Sungmin keluar dari ruang ganti, tampak sangat puas, Kyuhyun mendelik—ia tadinya mau bertanya ada apa tapi tidak jadi karena bertepatan Sungmin ikut keluar dari balik tirai

Kyuhyun terperangah melihat sosok Sungmin dalam balutan gaun pengantin, Ibu Sungmin dan perancang gaun bahkan tertawa kencang melihat mulut Kyuhyun menganga lebar dan kedua matanya tak berkedip memandangi Sungmin

“Bagaimana dia Kyuhyun?” goda Ibu Sungmin sambil terkekeh senang

“Sempurna” jawab Kyuhyun lirih

Sungmin tersenyum malu malu dengan luapan rasa bahagia di dadanya. Semua kegundahan dan keresahan seminggu belakangan ini, hilang tanpa bekas

Itu semua hanyalah semu dibandingkan dengan wajah Kyuhyun yang terus menerus menatap Sungmin

Lihatkan, apa lagi yang kau takutkan Lee Sungmin? Kata Sungmin memberi semangat pada diri sendiri

***

Hari pernikahan

Cho Kyuhyun & Lee Sungmin

Hari itu Sungmin bangun dengan rasa bahagia, cemas, takut dan gugup sekaligus. Sejak pagi hari, penata rias sudah datang untuk mendandangi Sungmin. Ia duduk sambil memegang kedua tangan Ibunya yang terharu melihat anaknya duduk dengan riasan pengantin.

Setelah selesai memberikan olesan bedak, Sungmin yang bisa beristirahat sejenak, menggapai handphonenya untuk mengirim pesan singkat pada Kyuhyun

‘Hari ini kita menikah, kau percaya itu?’

From Sungmin

__

Dddrrttt

Handphone Kyuhyun bergetar di sebelahnya, dengan serampangan Kyuhyun membuka handphonenya dan mulai membaca satu pesan dari Sungmin

‘Hari ini kita menikah, kau percaya itu?’

From Sungmin

Selesai membaca Kyuhyun sepenuhnya tersadar. Tapi bukannya buru buru mandi dan berganti pakaian atau paling tidak merapikan rambutnya yang berantakan.

Kyuhyun malah masih terus memegangi handphonenya dengan perasaan berat

Ia merasakan hentakan pemberontak terus menekannya dari dalam.

Dan untuk pertama kalinya, Kyuhyun merasakan rasa takut itu tampak nyata

Terus dan terus, Kyuhyun membaca ulang pesan itu, meneliti Sungmin yang ada di ingatannya

Perasaan takut Kyuhyun berubah menjadi keraguan

Ia ragu atas pernikahannya sendiri

Dan seolah mendukung pemberontak dalam diri Kyuhyun, ada suara lain yang mengingatkannya pada Jungmoo

Sungmin memang sahabat yang baik, dia selalu menerima kelemahan Kyuhyun, kekurangan Kyuhyun atau emosinya yang suka meledak ledak

Tapi apa Kyuhyun yakin, Sungmin adalah orang yang tepat untuk dinikahi

Jawabannya…

“TIDAK!” Kyuhyun mengacak acak rambutnya, “Jangan bodoh Kyuhyun! Sungmin terlalu baik untuk kau sia siakan!” kutuknya pada diri sendiri

Tapi… suara lain dalam diri Kyuhyun berkata lagi, apa karena kebaikan Sungmin yang tak terhingga maka Kyuhyun mau menikahinya, apa hanya karena itu?

“Tidak tidak, aku sebaiknya mandi” Kyuhyun menutup jalan pikirannya sendiri yang semakin tidak karuan. Ia memang pergi mandi namun begitu berhadapan pada tuxedo pengantinnya yang berwarna hitam, rasa takut itu kembali muncul

Dan bersamaan dengan itu seluruh memorinya yang penuh oleh Sungmin berputar seperti rol film

Sungmin yang baik, Sungmin yang selalu ada untuknya, Sungmin yang menerima kesusahan Kyuhyun ketika bertengkar dengan pacarnya…

“Tidak… tidak Kyuhyun…” Kyuhyun meracau seperti orang gila, ia ingin mengenyahkan perasaan aneh yang seperti menyuruhnya untuk mundur, tidak—jangan Kyuhyun… pernikahan ini keinginannya

Atau…

Keinginan Sungmin saja?

Kembali, Kyuhyun merasa kepalanya mau pecah saat suara lain itu mendominasi lagi dalam pikirannya

***

“Kau cantik sekali Sungmin” puji Ibunya saat membantu Sungmin turun dari mobil pengantin

“Terima kasih Umma” Sungmin tersenyum malu malu sambil merangkul lengan Ayahnya

Acara pemberkatan akan di mulai jam 09.00 pagi, 15 menit lagi.

Seluruh pihak dari keluarga Sungmin sudah bersiap siap di luar gereja, menunggu pemain piano memainkan mars pernikahan baru setelah itu Sungmin melangkah ke dalam

Namun saat semua orang sudah berkumpul di gereja, semua kenalan Sungmin, guru, teman, sahabatnya dan seluruh keluarga besar Kyuhyun menunggu di dalam gereja

Berita buruk itu datang

Berita terakhir yang ingin didengar Sungmin seumur hidupnya

“Kyuhyun belum datang? Apa kau tidak bisa meneleponnya! Dia kan harusnya sudah tiba sejak tadi!” bentak Ayah Sungmin mulai panik

Tangan Sungmin terasa kebas, matanya mulai memanas karena 15 menit berlalu namun sosok Kyuhyun belum datang juga

“Mungkin kita tunggu dulu… aku akan menyuruh seorang keponakanku untuk melihat ke apartemennya” Ayah Kyuhyun berusaha menenangkan situasi di luar gereja, dimana mereka resah melihat calon pengantin pria belum datang juga

Beberapa orang pria disuruh menyusul ke arah apartemen Kyuhyun, beberapa yang lain sibuk menghubungi pria itu

Namun nihil

Jam 09.00 tepat, Kyuhyun juga belum datang

“Sungmin…” Ibu Kyuhyun yang melihat air mata Sungmin mulai tumpah, lantas memeluknya erat erat, di dalam pelukan itulah suara tangisan Sungmin meledak

Seluruh keluarga terdiam, mimpi buruk Sungmin terbukti, Kyuhyun memang tidak mau menikahinya

“Kita tunggu dulu, mungkin dia hanya tersesat” bisik Ayah Kyuhyun ikut sedih, sungguh ia sudah menganggap Sungmin seperti anaknya sendiri mengingat bagaimana Sungmin selama ini selalu ada untuk Kyuhyun

“Ini… gereja yang biasa kami lewati sepulang bekerja… dia… dia tidak mungkin tersesat…” jawab Sungmin terputus putus di antara suara tangisnya

Semua orang kembali membisu

Sungmin mengusap riasan mewahnya secara kasar, merasakan air matanya semakin deras membasahi wajahnya, “Dia… dia memang tidak mau menikahiku… dia…” Sungmin tidak kuat meneruskan perkataannya, ia merasa sangat hancur, kenapa Kyuhyun harus meninggalkannya seperti ini… kenapa tidak sejak awal saja… kenapa setelah semuanya terjadi…

“Sungmin! Sungmin! Kau mau kemana!!!” Sungmin yang tidak tahu berpikir apa lagi, lantas pergi meninggalkan seluruh keluarganya, beberapa pria dan Ibu Kyuhyun sempat menahan lengannya tapi Sungmin memberontak, “Kenapa dia boleh kabur aku tidak!!” raungnya keras di sertai isak tangis yang sangat memilukan, “Kenapa dia boleh meninggalkan aku seperti ini sementara aku tidak…”

Sungmin jatuh terduduk, ia tidak peduli gaunnya menjadi kotor atau sepatu indahnya rusak, “Semua sudah berakhir… apa yang kalian harapkan?” tanya Sungmin mendongakkan kepalanya—menatap satu persatu orangtuanya dengan hampa, “Apa kalian mau menyeret Kyuhyun atas pernikahan yang tidak mau ia lakukan? Sudah cukup… aku… menyerah…”

Sungmin bangkit berdiri, cahaya matanya meredup, ia tertawa hambar, padahal setengah jam yang lalu, ia pergi dengan perasaan bahagia luar biasa namun Kyuhyun memperlakukannya serendah itu, hingga Sungmin sangat terpuruk

Ia pergi dengan menyeret langkahnya—kali ini tidak ada yang menahan Sungmin. Semua keluarga terdiam bahkan ada yang menangis karena bisa merasakan betapa hancurnya perasaan Sungmin…

Sungmin keluar dari gereja tanpa mau memikirkan kemana dia mau pergi, ia mengacuhkan seluruh pengguna jalan yang menatapnya ingin tahu—karena keluar dengan gaun pengantin mewah namun dengan wajah sembab akibat menangis hebat

Langkah Sungmin berhenti—menatap whiteboard yang terpampang sepanjang jalan trotoar, ia tersuruk suruk mendekati salah satu penjual, “Boleh aku… membeli whiteboardnya? Tapi aku tidak sedang membawa uang, jangan takut—aku… aku akan membayarnya” suara Sungmin agak tercekat, karena entah kenapa dia mau menangis lagi, melihat wajah Sungmin, sang penjual menjadi iba, ia hanya mengangguk saja sambil menyerahkan sebuah spidol hitam ke tangan Sungmin

“Kau ingin menulis sesuatu bukan?” tebaknya

Sungmin tersenyum kecil meski senyum itu tidak bisa menyembunyikan kesedihannya yang tampak jelas. Ia mengambil spidol itu, berlutut di depan whiteboard dan mulai menuliskan sebuah kalimat

***

CKITTT

Sebuah mobil berwarna putih pucat parkir dengan sembarangan tepat di depan gereja. Sesosok paling ditunggu 2 jam tadi sekarang muncul di depan gereja, di depan keluarga besar kedua belah pihak

Jangan ditanya bagaimana reaksi mereka melihat sosok Kyuhyun yang tampak berantakan dalam tuxedo mewahnya.

Ayah Sungmin yang pertama datang—menarik kerah Kyuhyun yang nyaris mencekik leher pemuda itu, “DARIMANA SAJA KAU SEJAK TADI!” Teriaknya sangat keras hingga seluruh celoteh di dalam dan di luar gereja menjadi hening seketika

Kyuhyun terdiam, ia tahu ia sangat bersalah karena butuh waktu 2 jam untuk bisa berpikir jernih

“Aku hanya sedang…” Kyuhyun berdecak, ia benar benar bodoh tadi karena sempat memikirkan ucapan Jungmoo yang merongrong pikirannya itu, “Aku bodoh, aku idiot Adjushi, tapi aku segera sadar… sekarang dimana Sungmin… aku berhutang maaf dan penjelasan kepadanya terlebih dahulu” pinta Kyuhyun memohon, ia mengatakannya dengan tulus sehingga Ayah Sungmin melepas cengkramannya itu meski tidak menjawab pertanyaan Kyuhyun

“Dimana Sungmin?” Pandangan Kyuhyun menyisiri kerumunan kedua keluarga Cho dan Lee itu, tapi tidak ada satupun sosok yang memakai gaun pengantin.

“Sungmin dimana?? Kemana dia!!!” suara Kyuhyun terdengar panik, ia bertanya pada Ayahnya tapi Ayahnya hanya membuang muka dan Ibunya menepis tangan Kyuhyun dengan kasar

“Aku tahu aku bersalah! Tapi dia kemana!!! Jawab aku!!!!” erang Kyuhyun bertanya pada siapa saja, tapi semua tatapan memusuhinya, semua pandangan mengadilinya dengan kejam

“Kenapa kalian malah diam!!!!”

“Kenapa kami harus menjawab kalau kau saja menghilang seenak hati?” suara Ibu Sungmin sedingin es, ia mendelik sengit ke arah Kyuhyun

“Adjumma… maaf… maafkan aku… aku benar benar tidak sengaja… kumohon” Kyuhyun menghampiri wanita paruh baya itu, berusaha memegang kedua tangannya yang memberontak—enggan bersentuhan dengan Kyuhyun sampai Kyuhyun merendahkan dirinya, berlutut di depan semua orang sambil menundukkan kepalanya hingga menyentuh tanah

“Kumohon… maafkan aku…” bisik Kyuhyun tanpa mengangkat kepalanya, kedua tangannya bergetar merasakan penyesalan begitu dalam mulai menggerogoti tubuhnya, “Tapi… aku sadar… aku hanya mau menikahi Sungmin… kumohon… biarkan aku meminta maaf sendiri padanya…”

Semua mata menatap Kyuhyun, keheningannya itu berlangsung agak lama sebelum Ibu Sungmin yang agak tergerak, akhirnya menjawab pertanyaan Kyuhyun

“Dia kabur” jawab Ibu Sungmin bersuara parau, “Dia kabur begitu tahu kau meninggalkannya… dia sangat terluka kau tahu? Kau menghancurkan perasaannya—“

Sebelum Ibu Sungmin bisa menyelesaikan kalimatnya, Kyuhyun sudah secepat mungkin berdiri kemudian berlari keluar pekarangan gereja, ia yang tadinya mau mengejar Sungmin sepanjang trotoar mendadak terhenti melihat papan whiteboard di pinggir jalan—ada sebuah tulisan tangan yang ia kenal baik siapa pemiliknya

KAU PENGECUT CHO KYUHYUN!

Itu bunyi papan whiteboard pertama, Kyuhyun tertegun sebentar—memandangi tulisan itu lebih lama, merasakan emosi dalam tulisan itu yang membuat rasa bersalahnya makin bertambah

Langkah Kyuhyun terpatah patah menghampiri papan whiteboard lain yang tak jauh darinya

Disana masih ada tulisan tangan Sungmin

TAPI AKU MENCINTAIMU, AKU LEBIH BODOH KARENA AKU MENCINTAIMU

Kyuhyun tertunduk, ia seorang pria angkuh, acuh yang tidak akan pernah menangis di depan orang lain kecuali… Lee Sungmin…

Dan sekarang karena Sungminlah, dia merasa air matanya keluar begitu saja saat merasakan tulisan itu menamparnya lebih keras dari yang pertama

Sungmin masih mencintainya setelah apa yang telah ia lakukan…

KENAPA KAU PERGI…

KAU BISA BILANG PADAKU

KAU TIDAK MAU MENIKAH!

Itu bunyi papan ke 3

KAU TINGGAL BILANG…

DAN AKU AKAN MENGERTI…

Ini bunyi papan whiteboard ke 4

Kyuhyun mengusap matanya—kasar, ia tahu, ia paling tahu betapa Sungmin mengerti dirinya, ia benar benar idiot, bodoh dan pengecut… kenapa ia bisa menyimpan keresahannya seorang diri…

Kenapa ia meragukan Sungmin yang selalu menerima dirinya?

Langkah Kyuhyun semakin berat saat menghadapi papan whiteboard berikutnya. Ia bisa merasakan tatapan para pedagang whiteboard seolah ingin membunuhnya karena bisa menebak siapalah yang membuat seorang pengantin menangis sambil menulisi satu persatu papan whiteboard dengan perasaan merana

AKU MENYERAH KYUHYUN

KAU BEBAS…

AKU TIDAK AKAN MEMAKSAKAN LAGI

“Tidak… tidak Sungmin…” Kyuhyun mempercepat kakinya menuju papan di belakang, disana ada tulisan terakhir yang membuat air mata Kyuhyun turun dengan sendirinya tanpa bisa ia kontrol

Tapi aku tetap mencintaimu…

Aku akan selalu mencintaimu…

Tulisan terakhir ditulis tanpa huruf kapital seperti sebelumnya, tapi Kyuhyun bisa merasakan Sungmin menulis huruf itu dengan tangan bergetar karena kalimat itu tampak berantakan dari sebelumnya

Tangan Kyuhyun terulur—hendak menyentuh papan whiteboard itu, tapi dengan cepat, sang penjual menampik kasar

“Kau pengantin itu bukan! Kau benar benar kejam padanya!!” tuduh penjual itu sengit

Kyuhyun tidak membalas, wajahnya tampak tak berdaya dan air matanya terus turun membasahi pipinya, dengan susah payah, Kyuhyun berkata, “Apa…apa… kau…tahu kemana…dia…pergi?” pintanya

Mata sipit sang penjual, melemparkan pandangan menilai pada Kyuhyun, “Apa kau menyesal?”

Kyuhyun memalingkan wajah supaya bisa sembunyi sembunyi menghapus air matanya lalu mengangguk kecil, “Aku bodoh! Aku pasti sangat bodoh tadi pagi” gumam Kyuhyun tidak berhenti menyalahkan diri sendiri

“Ya kau memang bodoh…” Setelah menimbang nimbang, sang penjual menunjuk ke arah halte bus tak jauh dari tempat mereka berada, “Dia tadi naik itu—dia tidak mengatakan tujuannya, kurasa dia juga tidak peduli hendak kemana” Sang penjual termenung, “Dia hanya bilang mau pergi sejauh mungkin…”

Tak terkatakan betapa Kyuhyun bersyukur, meski ia tahu tidak mudah menebak kemana Sungmin pergi. Ia hanya bisa naik bus yang tiba 5 menit kemudian dan memulai perjalanannya yang panjang itu

Bus demi bus, Kyuhyun naiki. Bahkan ia pindah ke seberang karena menebak Sungmin akan naik bus sebaliknya, namun tetap saja tidak mudah menemukannya. Bus yang lewat halte itu jumlahnya bisa ratusan dan mungkin saja mereka berselisih jalan sehingga tidak bertemu

Memikirkan itu, Kyuhyun semakin tertekan. Ia yang tidak bisa menahan kegusarannya akhirnya berani meminta ijin pada sang kondektur untuk menolongnya

“Kumohon… aku kehilangan pengantinku… bisakah kau meminta lewat walkie talkie pada kondektur bus lain, siapa tahu di bus mereka ada sosok berpakaian gaun pengantin, berambut pendek… dan…” Kyuhyun tersendat saat mengatakan ini, “Mungkin wajahnya sembab sedang menangis…” tuturnya yang mendapat tatapan tajam dari kondektur itu

“Aku tahu dia” jawab kondektur itu cepat, kedua mata Kyuhyun melebar—merasakan harapannya melambung, “Tapi dia pindah pindah bus terus menerus, dia tidak menjawab saat aku bertanya hendak kemana”

“Oh” Kyuhyun tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Beberapa penumpang yang berada di dalam bus, kasak kusuk mengomentari Kyuhyun yang tidak peduli. Ia memang pantas mendapatkan tatapan tajam dari setiap orang, tapi Sungminlah—Sungminlah orang pertama yang harus mendapatkan ucapan maaf dari Kyuhyun

“Baiklah, tampaknya aku tidak punya pilihan lain” desah kondektur itu bisa melihat penyesalan sangat dalam pada tatapan Kyuhyun sehingga dia mengucapkan beberapa kata singkat di walkie talkie

“C16, C16 apakah ada pengantin di busmu?” tanyanya

“C16 menjawab, tidak ada”

Kyuhyun dan Kondektur itu mendesah putus asa

“Tapi aku akan tanya yang lain” jawab seseorang dari seberang

Sambung menyambung—satu persatu kondektur saling bertanya atau menanyakan. Kyuhyun menunggu dengan sabar, entah kenapa ia masih yakin Sungmin masih ada di dalam bus, ia sangat tahu betul sifat Sungmin yang terlampau penyendiri, sehingga mungkin dia akan menahan perasaan sedihnya seorang diri

“Ya, dia ada di dalam busku” jawab kondektur ke 15 yang di tanya

Kyuhyun terperangah sambil mengeluarkan lenguhan kelegaan

“Baik terima kasih” jawab sang kondektur sambil menoleh pada Kyuhyun, “Kau dengar, dia ada 15 menit menuju halte di depan, kau menunggulah”

“Aku akan menunggunya meski lebih lama dari itu” jawab Kyuhyun senang, ia turun dengan perasaan lebih ringan tak lupa beberapa orang di bus ikut menyemangatinya.

Kyuhyun duduk di halte dengan perasaan cemas seolah menunggu takdirnya yang telah di tunggu tunggu

“Tapi itu benar bukan, Sungmin memang takdirku” bisik Kyuhyun tersenyum cerah, sungguh ia harus mencekik Jungmoo besok di kantor karena berhasil meracuni pikirannya dan mengacaukan hari pernikahan yang seharusnya berjalan mulus

TING

Bus yang di tunggu tunggu Kyuhyun datang juga, perhatiannya teralih.

Dan ketika pintu bus terbuka, kakinya bergetar masuk ke dalam—seolah sudah tahu, sang kondektur mengangguk singkat sambil mendelik ke arah belakang, paling pojok kanan di mana Sungmin duduk sambil terus menatap keluar jendela, tidak tertarik menatap ke arah lain

Dia malah tidak sadar jika Kyuhyun berdiri di depan

Semua penumpang bus melirik Sungmin dan Kyuhyun secara bersamaan, mereka terdiam—seakan menunggu apa yang selanjutnya akan terjadi

“Lee Sungmin…” panggil Kyuhyun agak mengeraskan suaranya

Sungmin tersentak, untuk pertama kali setelah sekian lama—ia menoleh ke arah sumber suara, tatapan hampanya berubah shock saat mendapati sosok Kyuhyun berada di dekat pintu masuk

“Sungmin, aku…” Belum selesai Kyuhyun mengatakan permintaan maafnya yang telah ia susun, Sungmin bangkit berdiri, menyeret gaunnya lalu menghampiri Kyuhyun sebelum memukuli dengan brutal tubuh Kyuhyun

“Kau—benar benar pengecut—kau tidak—datang!” putus putus Sungmin berbicara, ia lebih fokus mengeluarkan seluruh tenaganya, membenturkan seluruh rasa sakitnya kepada Kyuhyun

Dengan mudah Kyuhyun menangkap kedua tangan Sungmin, ia menatap tunangannya sedemikian rupa sehingga tangis Sungmin kembali tumpah, “Kau bisa mengatakannya Kyuhyun… kau bisa bilang ‘maaf Sungmin, aku tidak yakin mau menikah denganmu’… aku akan mengerti… aku akan mengerti Kyuhyun…” kepala Sungmin semakin tertunduk—menyembunyikan air mata yang kembali membasahi wajahnya

“Kita… kita bisa kembali menjadi sahabat… kalau kau mau… aku tidak akan apa apa…” lirih Sungmin pedih, “Aku masih bisa menerima itu…”

“Sungmin… dengar… aku minta maaf karena meninggalkanmu di depan altar tetapi—“

“Aku tidak peduli dengan pernikahan!” bentak Sungmin meluapkan amarahnya kepada Kyuhyun, ia tidak mengindahkan kenyataan bahwa mereka bertengkar di atas bis, hampir seluruh penumpang melihatnya menangis, melihatnya memakai gaun pengantin tapi bukan untuk menikah, Sungmin tidak peduli apapun juga… ia hanya ingin mengatakan, “Aku bukan marah karena kau tidak menikahiku bodoh! Asal kau bilang tidak mau menikah, aku tidak masalah… Apa kau tidak dengar perkataanku barusan? Aku tidak masalah kau membatalkan pernikahan, tidak masalah kita tetap bersahabat!” suara Sungmin terengah engah, memandang Kyuhyun dengan kedua mata bulatnya yang memancarkan rasa cinta dan kepedihan dalam waktu bersamaan, “Tapi jangan pernah meninggalkan aku… aku hanya takut itu… kau boleh… kau boleh menikah dengan orang lain… apapun… aku… aku hanya takut kehilanganmu…”

Sungmin membenturkan tubuhnya kepada Kyuhyun dengan erat, memeluknya, menangis disana lebih keras sehingga suaranya nyaris serak karena menangisi orang yang sama selama seharian.

Kyuhyun tertegun. Ia sungguh pria paling bodoh di dunia.

Setelah semua yang telah ia lakukan, Sungmin tidak marah padanya…

Sungmin tidak peduli pada pernikahan… dia hanya peduli padanya… pada seorang idiot bodoh bernama Cho Kyuhyun

“Aku akan tetap ada bersamamu… tapi jangan meninggalkanku seperti tadi… batalkan saja pernikahannya aku tidak peduli… kalau kau belum yakin… tidak masalah Kyuhyun…” bisik Sungmin tepat di dekapan Kyuhyun, ia terbatuk batuk di sela ucapannya sebelum mendongak, tersenyum menahan sayatan di hatinya saat berkata, “Kalau kau tidak yakin padaku juga tidak apa apa… aku bisa menerimanya… asalkan—“

BRUK

Gantian, Kyuhyun mendekap tubuh Sungmin lebih erat bahkan sampai mengangkat Sungmin dari lantai. Kyuhyun mengeratkan pelukannya hingga terasa menyesakkan, tapi pada saat bersamaan Sungmin merasa kehangatan memenuhi tubuhnya, rasa nyaman yang Kyuhyun berikan

“Aku orang paling tolol di dunia ini…” bisik Kyuhyun yang masih terdengar oleh penumpang lain

“Memang” celetuk salah satu adjumma mengiyakan

“Benar, kau sangat bodoh” giliran pemuda remaja berkomentar sambil memutar kedua bola matanya

Kyuhyun tertawa di balik bahu Sungmin, ia kembali berbisik lembut tepat di telinga Sungmin, memastikan Sungmin bisa mendengar jelas apa yang ingin ia sampaikan, “Jangan berkata begitu Sungmin… aku hanya termakan ucapan seseorang sehingga menjadi sebodoh ini! memang kau yang meminta pernikahan ini, tapi apapun yang membuatku goyah tetap saja tidak bisa menjauhkanku darimu, kau tidak sadar? Aku selalu berakhir bersamamu Lee Sungmin”

Sungmin tidak segera menjawab, ia membiarkan Kyuhyun melepaskan pelukan mereka lalu tanpa pernah ia duga—Kyuhyun berlutut di hadapannya, menekuk salah satu lututnya kemudian mengulurkan sebelah tangan ke hadapan Sungmin

“Aku seharusnya melakukan ini dari awal… “ ujar Kyuhyun sedikit menyesal, “Jadi… maukah kau menikahi orang sebodoh diriku ini? Would you marry me?”

Air mata Sungmin kembali merebak diikuti oleh suara seruan yang terdengar memenuhi seisi bus

“Terima, terima, terima!!!!”

Sungmin tertawa kecil di sela isak tangisnya—kali ini tangisnya berbeda, ini tangis kebahagiaan, “Iya… aku mau…” jawabnya dipenuhi senyum bahagia yang sangat Kyuhyun sukai

Kyuhyun meraih pengantinnya kembali, ia memeluk Sungmin erat dan merasakan segala kerisauan, kecemasan dan segala tindak gilanya tadi pagi sungguh tidak berguna. Apa yang ia takuti dari pernikahan?

Memang ia menolak para mantan pacarnya yang minta dinikahi dan selalu berakhir dengan hubungan mereka kandas ditengah jalan

Tapi dengan Sungmin?

Semua selalu berbeda… Sungmin berbeda… dia bisa menerima kelemahan Kyuhyun, terlalu bisa menerima…

Dan Kyuhyun tidak mungkin menyesal terikat seumur hidup dengan orang ini, karena bagaimanapun Sungmin selalu menyangga, sejak awal mereka berkenalan dan mungkin hingga tua nanti…

“Kita bisa bersahabat dan kita bisa mencintai selamanya” Kyuhyun membenturkan hidungnya pada hidung Sungmin yang terkekeh, tersenyum begitu lebar hingga gigi kelincinya tampak jelas dan matanya menyipit—penuh cinta

Kyuhyun jatuh cinta lagi, Sungminnya tampak lebih indah tanpa air mata di wajahnya

“Ayo—kita harus menikah sekarang” Kyuhyun hendak menarik Sungmin keluar dari bus, setelah menerima ucapan selamat dari para penumpang bus dan pak kondektur yang ikut terharu melihat mereka berdua

“Tapi ini sudah hampir malam Kyuhyun” bisik Sungmin tidak yakin, “Pernikahan kita bisa di tunda bulan depan, aku tidak masalah”

“Tidak!” seru Kyuhyun tajam, ia menuntun Sungmin agar bisa berjalan lebih cepat, “Kita akan menikah sekarang meski aku harus mendobrak kamar pastur sekalipun untuk memaksanya”

Derai tawa Sungmin terdengar, ia meremas tangannya dalam genggaman Kyuhyun. Kedua tangan mereka terjalin sempurna. Sungmin tersenyum memandanginya, tidak pernah ia menyangka bahwa ending hari ini ternyata begitu indah. Sungmin menyangka ia akan menghabiskan malam dengan menangis dan hubungannya bersama Kyuhyun mungkin akan kandas begitu saja

Tapi lihatlah sekarang, Kyuhyun bahkan mencari Sungmin seharian penuh bis demi bis…

Bukankah itu berarti, pria ini sangat mencintainya?

“Sungmin kau tahu sesuatu?” Kyuhyun menghentikan langkahnya, tatapannya mengelilingi sekitar mereka, “Semua orang menonton kita” beritahunya

Sungmin ikut menoleh, sekarang ia baru sadar betapa mereka menjadi pusat perhatian, dengan gaunnya yang megar dan Kyuhyun yang memakai tuxedo, apalagi beberapa netizen ikut memotret mereka seakan mereka idol terkenal seperti Super Junior

“Ya ampun, kita pasti besok masuk di berita online” ujar Sungmin tersipu malu

“Bukan hal yang buruk bukan” Kyuhyun menoleh ke belakang, menuntun Sungmin kembali, “Mungkin dengan judul, ‘Cinta Sejati sepasang pasangan pengantin di jalan raya’” kelakarnya yang membuat Sungmin terkekeh kecil. Tapi ia buru buru menutup wajahnya dari samping karena semakin banyak yang mengambil foto mereka

“Jangan di tutupi” Kyuhyun menarik tangan Sungmin dari samping, kemudian menggenggam keduanya sekarang, “Kau berhak untuk menjadi ratu sehari… kau berhak untuk semua ini…”

Sungmin terenyuh, Kyuhyun menatapnya penuh perasaan seakan puluhan kilauan kamera tidak berpengaruh padanya. Kyuhyun hanya melihat Sungmin, hanya dia

“Ayo” Mereka berdua kembali berjalan menuju gereja tak jauh dari halte tempat mereka turun. Namun kali ini mereka tidak masuk hanya berdua. Beberapa penjual papan whiteboard, sejumlah penumpang bis bahkan kondekturnya—tanpa Kyuhyun dan Sungmin ketahui, mengikuti mereka dari belakang lalu ikut turun untuk masuk ke dalam gereja

Puluhan netizen  pun ikut berdesakkan, memenuhi kursi jemaat yang tadinya hanya terisi sebagian.

Kedua keluarga besar yang memang masih menunggu mereka berdua, berdiri terperanjat begitu melihat Kyuhyun datang berdua membawa Sungmin. Senyum berseri seri Kyuhyun tampak jelas sambil menunjukkan genggaman tangan mereka berdua

“Aku membawa dia… aku membawanya kembali” ujar Kyuhyun yang mengundang sorak gembira seluruh keluarga, bahkan Pastur yang bersedia menunggu ikut tersenyum penuh makna. Ia yang sudah siap sedia, membenarkan jas kebesarannya lalu hendak naik ke atas altar, dari posisi itu—sang pastur terbelalak melihat puluhan orang memenuhi seisi gereja

“Ini…” Pastur kehilangan kata kata

“Salahku” ujar Kyuhyun minta maaf, “Panjang ceritanya… tapi… tidak apa apa bukan?”

Sang pastur tersenyum lebar, “Tidak masalah, ayo kita mulai acaranya…”

Di depan semua orang, di depan kedua keluarga mereka dan di depan Tuhan, Kyuhyun bisa menyadari betapa pentingnya mengakui sosok Sungmin

Sosok yang ia ingini seumur hidupnya. Ini bukan soal pernikahan, perjanjian atau tetek bengek yang menentukan status seseorang

Ini hanyalah tentang mencintai, memberi dan menerima

Sungmin memenuhi semua itu—ah tidak, Sungmin melebihi semua itu. Dia memberikan segalanya pada Kyuhyun, menyimpan hal terbaik dari seorang Cho Kyuhyun tanpa menilai kekurangannya yang tampak jelas

Sungguh… adalah apa sih yang merasuki Kyuhyun tadi pagi sehingga bisa meragukan Sungmin…

“Sekarang kau boleh mencium pasanganmu” ujar Pastur setelah memberkati mereka berdua

Sorak sorai terdengar seperti ledakan dari luar gereja. Semua orang bersiul mengucapkan selamat sambil memekik gembira melihat Kyuhyun meraih pasangannya lalu menciumnya dalam dalam.

Semua orang ini, menjadi saksi Kyuhyun. Saksi perjuangan Kyuhyun atas kebodohannya sekaligus menjadi pembuktian betapa tulus seorang Sungmin mencintai Kyuhyun

Mereka berdua menjadi legenda terkenal. Tidak hanya karena moment mereka di dalam bus namun juga tulisan Sungmin pada papan whiteboard.

Sejak saat itu—kau tidak akan heran melihat ada pasangan memilih bus sebagai tempat mereka mengikat janji, atau melihat seorang pria menyatakan cinta lewat papan whiteboard kepada kekasihnya

Ya, cerita Kyuhyun dan Sungmin tersebar luas dimanapun. Sikap Sungmin yang mencintai tanpa syarat serta perjuangan Kyuhyun untuk mendapatkan cintanya telah menginspirasi semua orang

Kisah cinta mereka abadi, layaknya nama mereka yang terus melekat di benak orang orang

Lee Sungmin belongs to Cho Kyuhyun.

THE END

Jangan nagih NOLU dulu! oke, komen aja hahahaha

Gw tahu kalian pasti heran kenapa gw banyak ngeluarin Oneshot, tapi ini sebagai selingan gw yang lagi galau hahaha

Lagian ada maksudnya juga kok XD, jadi di tunggu komennya ya 🙂 maaf kalo ff gw makin lama makin membosankan

Saya harus banyak banyak intropeksi diri dulu deh T_T