≈No Other Like U-Twenty Two-{Swiss, I’m in Love}≈

“Kita sampaiiiiiii”

Kelas XI-3, sampai di bandara Jenewa, Swiss dengan selamat sentosa. Mereka naik penerbangan maskapai pesawat yang khusus di pesan oleh sekolah karena banyaknya murid di kelas ini—31 orang

Siwon mengatur barisan dengan rapi dan mulai mengabsen satu persatu. Dia menjadi penanggung jawab sekaligus pengatur acara selama mereka berwisata di kota Jenewa, Swiss. Memang sih ada guru yang ikut tapi itupun hanya satu dan beliau hanya bertugas mengawasi tingkah laku murid didiknya agar tidak melakukan hal aneh aneh selama di sini

“semua sudah lengkap Bu” lapor Siwon

Bu guru itu mengangguk, “perhatian”

Suara tegasnya membuat suara gaduh siswa terhenti. Semua langsung memperhatikan dengan serius, “Kalian di sini memang untuk berwisata—bukan tugas dari sekolah, tapi saya tekankan agar tidak menyalah gunakan kepercayaan yang sudah di berikan oleh sekolah” Ia berputar menatap siswa satu persatu

“Mengerti?”

“Mengerti Bu Tukinem” jawab anak anak serempak

Bu Tukinem puas akan kepatuhan para murid—rupanya tidak salah kalau sekolah memilih dia untuk menjadi pengawas, siapa yang tidak kenal dengan ke killer-an Bu Tukinem? Bahkan dari tadi Sungmin berdiri agak jauh supaya tidak berinteraksi langsung dengannya

“Bagus, sekarang kalian berjalan sebaris, keluar dari bandara—sudah ada bus yang mengantar kita ke hotel” Bu Tukinem orang pertama yang keluar di ikuti Siwon baru murid murid lainnya

“Ternyata Jenewa hangat ya” bisik Chulie tepat di belakang Siwon.

“Kan lagi musim gugur, sayang” jawab Kibum

Mereka berjalan santai sambil bergandengan tangan

Melihat itu Hangeng berkomentar, “ck ck mereka seperti sedang bulan madu” Ia menjenjeng tas besar—yang tidak di ketahui isinya apa. Tadinya Siwon sudah bersikeras untuk memeriksa, takut kalau Hangeng bawa benda aneh yang bisa menyulitkan mereka di bagian imigrasi—tapi ternyata tidak. Pihak Migrasi sudah melihatnya—mereka malah senang Hangeng membawa ‘benda itu’ ke mari

Wookie melirik penuh minat ke sekeliling bandara. Penuh orang asing. Penduduk kota Jenewa memang beraneka ragam karena batas negaranya yang bersebrangan langsung dengan negara lain, Swiss tidak punya batas laut

“Aku ngantuk” Kyuhyun mengeluh—mereka berdua berada di paling belakang barisan. Kyuhyun masih terbayang bagaimana kemarin malam dia dan Sungmin hampir terlambat, lagi! Ke sekolah tempat berkumpul sebelum mereka semua berangkat ke Airport.

Sungmin merenggangkan leher—menatap Kyuhyun jengah, “jangankan kamu—aku lebih ngantuk” tanpa sadar Sungmin menguap lebar

“Semuanya masuk ke bis, rapi!” titah sang ratu—Bu Tukinem

Bis berwarna silver bermuatan besar sudah menunggu mereka di kedatangan luar negeri. Siwon mempersilahkan teman temannya masuk seraya mengabsen ulang

Kyuhyun dan Sungmin yang sadar di bis mereka bisa tidur pulas, buru buru masuk—menyerobot antrian dari depan

“Ah” Kyuhyun menghenyakan tubuh ke kursi empuk di sebelahnya Sungmin mulai mengatur posisi enak buat tidur

Kibum dan Chulie jelas sebangku, 3 bangku dari Kyuhyun dan Sungmin. Mereka sedang asyik menyusun rencana untuk siang nanti, tak jauh di sebelah, ada Wookie yang memilih duduk di dekat jendela—melihat pemandangan Jenewa yang indah

“Boleh aku duduk di sebelahmu?” Hangeng masuk dengan tergopoh gopoh—kewalahan membawa ‘barang berat’ miliknya

“Silahkan” begitu senangnya Wookie hingga dia tidak jengkel harus duduk di samping Hangeng.

“Kau suka Jenewa?” tanya Hangeng melirik Wookie yang tersenyum senyum sendiri, “suka sekali…apalagi ini musim gugur” balas Wookie tanpa melepaskan kedua matanya dari luar jendela

“tapi lebih baik musim dingin” Hangeng bersandar ke belakang kursi, Wookie menoleh sebentar, “tumben…”

“tumben apa?”

“tumben dari tadi ngga ngomongin soal Alien”

Hangeng spontan terbahak bahak karena omongan Wookie

“memangnya aku harus begitu?” Hangeng mengutak atik sebuah radio usang kemudian melirik dari sudut matanya ke Wookie

“Tidak—Cuma

“Cuma?”

“Kau kelihatan normal kalau begini”

Hangeng berhenti membongkar radio itu—di tatapnya Wookie lekat lekat, “kalau aku normal—kau akan jatuh cinta kepadaku?”

“Ya! Kau jangan ge er!!!” Wookie membuang muka kembali keluar jendela—Hangeng hanya mengangkat bahu lalu berkonsentrasi pada mainannya ini

Selang beberapa menit

“Ya, kita sampaiii—Anak anak cepat turun untuk check in” suara Bu Tukinem membahana hingga ke belakang bus—tempat Kyuhyun dan Sungmin tidur nyenyak

“Ah” Sungmin meracau, setengah sadar. “udah sampe? Cepat banget!” keluhnya

Kyuhyun mengucek kedua mata dan turun tanpa semangat, “udahlah Minnie, turutin aja, daripada kita nanti di hukum sama dia lagi” perkataan Kyuhyun membuat Sungmin bergegas merapikan kopernya dan turun mengikuti murid lain

“Selamat datang di Hotel Mamoru, anda sudah memesan kamar?” tanya petugas resepsionis dengan ramah dalam bahasa Inggris

Siwon satu satunya yang mahir berbahasa asing menjadi pentranslate antara pihak Hotel dan Bu Tukinem selaku penanggung jawab

“Siwon bilang padanya kita memesan….” Bu Tukinem menghitung murid perempuan dan murid lelaki, “lelaki ada 15 orang, perempuan 16 orang….kita pesan….16 kamar…” lanjut Bu Tukinem

“Tunggu dulu Bu, kan kita pesan sekamar berdua—berarti ada satu murid lelaki yang tidak dapat kamar” kata Siwon—menyadari kalau jumlah siswa dikelasnya ganjil

Bu Tukinem menyeringitkan dahi, “Iya—kamu benar juga…ah saya tahu. Kyuhyun, Sungmin kalian kesini!!” pekik Bu Tukinem memanggil mereka

“Ya bu?” tanya Kyuhyun dan Sungmin bersamaan

“Kalian nanti sekamar saja”

“Ha?!”

“Iya, jadi murid lelaki tidak ganjil lagi—sedangkan murid perempuan yang tersisa tidur berdua sama saya, kan pas tuh tetap 16 kamar” Bu Tukinem girang karena tidak harus mengeluarkan kocek lebih untuk booking satu kamar lagi—maklum Hotel Mamoru adalah hotel berbintang lima di Jenewa yang sudah pasti harga per kamar jauh lebih mahal dari Hotel biasa

“Ahhh enak banget mereka sekamar” rengek Chulie, Kibum langsung menenangkan kekasihnya itu, “sudah sudah—mereka kan udah sah, kita belum” ucap Kibum penuh kelembutan

“Bagaimana setuju?” Bu Tukinem tidak menunggu jawaban dari mereka berdua—ia langsung saja berbalik dan memesan jumlah kamar

“Ya—udah deh, kan sama kayak di rumah” terang Kyuhyun cuek, Sungmin hanya menghela nafas—pasrah, toh daripada urusan kamar saja bisa jadi panjang nanti, lebih baik mereka terima beres

Bu Tukinem membagi bagi kan kunci kamar, “Ingat! Kalian jangan buat malu nama baik sekolah!!”

“Iya bu” Murid murid capek menghadapi Bu Tukinem, bagaimana tidak? Dia cerewet banget dari tadi

Siwon dan Bu Tukinem membagi beberapa kelompok yang akan di antar oleh Room boy ke kamarnya masing masing, walaupun kelas XI-3 berada dalam satu lantai yang sama

Kyuhyun, Sungmin yang memang dalam keadaan ngantuk berat langsung masuk kamar tanpa berinteraksi dengan murid murid lain.

CKLEK

Kyuhyun dan Sungmin menghampiri 2 single bed yang terpisah. “Ng, Minnie, gimana kalo kita satuin aja—agak ganjil kalo kepisah gini” Kyuhyun menggeser meja kecil di sela sela kasur. Sungmin hanya menonton Kyuhyun bekerja, matanya setengah terpejam—ia lalu menjatuhkan diri ke bantal di atas tempat tidur ketika Kyuhyun sudah selesai

“Kan ini lebih enak” gumam Kyuhyun ikut berbaring di sebelah Sungmin. Kyuhyun tidur sambil memeluk tubuh Sungmin. Ia mendesah kecil dan mulai terlelap

Sementara itu…

“Woi kok ngga ada bunyi apa apa ya”

“Iya—apa nih dinding kedap suara? Hotel gitu”

“Sssttt, ntar ketahuan mereka lagi kalo kita ngintip”

Bisik bisik beberapa siswa terdengar agak kencang di depan pintu kamar Kyuhyun dan Sungmin.

Mereka rupanya penasaran dan ingin tahu kenapa pasangan Kyumin langsung masuk kamar—mereka kira Kyumin mau…

“Masih ngga kedengaran” bisik salah satu siswa

“EHEM”

Bunyi suara batuk keras dari belakang mengagetkan mereka, “Eh Siwon” sahut salah satu siswa, nyengir bersalah

Siwon berkacak pinggang sambil menatap garang mereka satu persatu, “Kalian! Disini tuh buat liburan, bukan buat ngintipin orang!!!!”

“Maaff, abisnya…” siswa siswa itu langsung menunduk—takut di hukum

“Sudah kembali ke kamar masing masing” perintah Siwon

“baik” teman teman sekelas Siwon dengan patuh pergi beriringan meninggalkan pintu kamar Kyumin

Siwon menatapi mereka seraya menggelengkan kepala, “ck ck ck mau tahu aja sih kerjanya” ucap Siwon kesal

Siwon berbalik—menatap pintu kamar Kyuhyun dan Sungmin, “tapi..bener juga, tuh anak dua kenapa langsung masuk kamar ….” Otak Siwon mulai ngga singkron, “jangan bilang….” Kedua mata Siwon menyapu sekitar—aman.

Siwon merunduk, matanya menyipit sebelah lalu menempelkannya ke lubang pintu kamar. Ia menajamkan mata tapi tetap pandangannya terhalang dengan palang yang tertempel dari dalam

“EHEM”

Sumber suara itu kontan membuat Siwon menghentikan aksi mengintipnya

“Eh, Bu Tukinem” ucap Siwon salah tingkah—ketangkep basah

Bu Tukinem menatap Siwon garang, “Ngapain di depan kamar orang, ha?!” bentaknya

Siwon menggaruk kepalanya yang tidak gatal, “Ng..itu….tadi..”

“Bikin malu saja!! Ketua OSIS ngintip!!! Sudah sana kembali ke kamarmu!!!” Bu Tukinem melotot pada Siwon.

Siwon langsung pergi dari hadapan Bu Tukinem

“Ampun deh anak sekarang….” Bu Tukinem terheran heran, tadinya ia juga mau pergi dari sana, namun…

“Emangnya mereka ngintip apa sih?” Bu Tukinem celingak celinguk tidak jelas, tapi rasa penasarannya besar sehingga Bu Tukinem melakukan apa yang di lakukan oleh Siwon dan beberapa siswa barusan

Mengintip kamar Kyumin

“Ibu?”

“Ya?” jawab Bu Tukinem gelagapan, ia tegak berdiri—di depannya Chulie menatap aneh, “Ngapain di depan kamar Minnie?”

“Ngg….tadi itu—ibu cuma mau bangunin mereka…itu..aja..” Bu Tukinem kesulitan mengatur kata kata, “Sudah!! Ibu mau patroli lagi” dengan cepat Bu Tukinem mengambil langkah seribu, malu ketahuan ngintip oleh Chulie

“aneh aneh aja” gumam Chulie yang berjalan menuju lift turun

***

TOK TOK

“ MINNIEEEEE”

“Hah” Sungmin bangun spontan mendengar pintu kamarnya di gedor kencang

“Minnieeeee….Kyu!!!! bangun! Mau makan malam ga?!”

Sungmin menarik selimut dan membuka pintu, “Chulie, ngga usah teriak sekencang itu kek”

Chulie tersenyum lebar, ia bersama Kibum sudah rapi mau turun ke restoran Hotel, “tuh anak anak udah pada makan, mau ikut ga?” tawar Chulie

Sungmin mengucek matanya—masih mengantuk, “duluan aja, aku sama Kyuhyun belum mandi. Tuh—dia belum bangun malah”

“Oh, ok deh, nanti gw sisain tempat” usul Kibum

“Ya udah—nyusul ya” Sungmin mengangguk, lalu kembali menutup pintu ketika Chulie dan Kibum sudah turun ke bawah

Sungmin mendekati Kyuhyun yang baru saja bangun, “Heenim?”

“Iya, kita di suruh makan malam” Sungmin mengambil handuk bersih lalu pergi kamar mandi.

Setelah Kyuhyun dan Sungmin sudah selesai berganti baju, mereka keluar menuju restoran Hotel yang berada di lantai dasar

Teman teman sekelas sudah ramai berkumpul di meja panjang khusus rombongan sekolah mereka. Beberapa orang di sana terdiam memandang Kyuhyun dan Sungmin yang baru datang

“Baru bangun ni ye pengantin baru” sindir salah satu siswa yang tadi ketangkep Siwon mengintip mereka

Kyuhyun melemparkan pandangan marah pada Siswa itu, membuat dia langsung terdiam seketika

“Gw masih ngantuk” kata Kyuhyun kasar, ia menarik kursi di sebelah Kibum lalu menyuruh Sungmin duduk di sebelahnya, “jadi jangan cari gara gara” Wajah Kyuhyun terlihat menakutkan

“Maaf ya” Sungmin merasa tidak enak karena Kyuhyun suka marah marah ngga jelas, “Kyuhyun gitu kalau kurang tidur” jelasnya

“Emang” Chulie menyahut dari seberang meja, “Belum lagi Kyuhyun ngga bisa tidur kalo ngga meluk sesuatu, ya kan?” goda Chulie—masih ingat betul kebiasaan Kyuhyun

“Iya, gw masih inget banget waktu Kyuhyun nginep dirumah. Ampun, dia ngerebut bantal guling gw terus di peluk deh, kalo ngga ntar Kyuhyun bakal marah marah” jelas Kibum mengompori

Teman teman sekelasnya tertawa kencang mendengar omongan Kibum dan Chulie, Kyuhyun hanya merengut—tidak bisa membantah

“Pantes aja” Kali ini Sungmin buka suara, “kemarin tuh gw baca komik yang baru gw beli ampe malam, nah Kyuhyun tuh udah mencak mencak nyuruh gw tidur”

“Terus?” tanya mereka serempak

“Yah, Kyuhyun baru pulas ketika meluk gw di tempat tidur” jawab Sungmin polos

“Jhahahahahahahahahahaha” Ketawa mereka meledak, sempat membuat beberapa tamu lain menoleh karena suara mereka yang kencang

“Oh sekarang tumbalnya Kyu, Minnie toh” Chulie tertawa girang, baru kali ini dia berhasil membuat Kyuhyun malu setengah mati, apalagi istrinya sendiri yang ngomong

Kyuhyun hanya bisa berdecak kesal, di tahan kedua tangan yang mengepal dan berbicara dalam hati, ‘awas nanti Minnie di kamar’

“Hahahaha” tawa seisi kelas masih bersambung

Mereka semua menghabiskan malam ini dengan sempurna. Beberapa orang sudah mulai kembali ke kamar untuk mempersiapkan rencana esok. Pihak sekolah sudah memberi mereka kebebasan penuh untuk menjelajahi kota Jenewa—tanpa harus pergi bersama sama. Karena hal itulah Chulie dan Kibum cepat cepat pergi dari restoran agar pagi mereka bisa menikmati perjalanan wisata keliling kota

__

“Kamu ngapain ngomong kayak tadi di resto?” Kyuhyun memasang tampang marah ketika mereka sudah berada di kamar. Sungmin yang sedang mengunci pintu menoleh, “ha? Yang soal tadi?” Sungmin menghela nafas lalu berjalan ke kasur, “cuma itu aja, kenapa? marah?”

Kyuhyun menunjuk ke wajahnya sendiri, “iya—ngga bisa lihat apa” sindirnya. Kyuhyun masih berdiri di tempat

Sungmin menatap Kyuhyun, malas, “Oh ya udah” Sungmin menahan senyum. Ia lalu menggeser kasur mereka dan mengembalikan ke bentuk semula, “kita tidur sendiri sendiri”

“Loh kok?” kata Kyuhyun terkejut

“Iya, kan kamu lagi marah” suara polos Sungmin di buat buat, ia kemudian berbaring memunggungi Kyuhyun yang masih berdiri dekat pintu

“Ow..jadi udah berani ngancem aku” nafas Kyuhyun menderu, ia menarik kasar selimut di kasurnya dan menghadap ke arah berlawanan

Mereka berdua saling memunggungi

10 menit kemudian

Kyuhyun mulai gelisah tidak bisa tidur—rupanya Sungmin sengaja melakukan ini. Kyuhyun masih mencoba memejamkan mata, tapi…

“Argghhh” Kyuhyun frustasi. Ia terdiam sejenak—lalu menoleh ke arah Sungmin. Kedua pundaknya naik turun berirama yang menandakan Sungmin sudah tidur dari tadi.

Kyuhyun bangun, ia berjalan ke arah Sungmin, “Nih anak, enak bisa tidur—gw??” Kyuhyun menggeser tubuhnya ke sebelah lalu naik ke kasur Sungmin

Kyuhyun hanya bisa pasrah berdempet dempetan di single bed, mau bagaimana lagi? Daripada dia tidak tidur semalaman?

Kyuhyun menyelimuti dirinya sendiri baru memeluk Sungmin dari belakang, “Ah” ia mendesah lega. Tidak butuh waktu lama—Kyuhyun pun tertidur

__

Pagi Hari

“Ng”

Sungmin menggeliat tanpa sadar dalam pelukan Kyuhyun. Ia merenggangkan tubuh ke samping, yang membuat Kyuhyun tergeser lalu jatuh ke bawah

“Bukkk”

“Aw” Kyuhyun bangun dengan kepala sudah mendarat di lantai, di usap usap seraya bangkit berdiri, “Ya!! Kok kamu dorong aku sih!!!!” teriaknya

“Eh? Siapa yang dorong?” Sungmin melihat secara bergantian Kyuhyun dan kasurnya yang masih rapi, “kamu pindah kesini semalam?”

“Iya, aku ngga bisa tidur tahu!!!” Kyuhyun memegang belakang kepalanya dan duduk di kasur, Sungmin bingung harus senang atau kasian karena berhasil ngerjain Kyuhyun kemarin. Maklum selama ini selalu Kyuhyun yang ngerjain dia—ngga pernah sebaliknya

“Iya iya, nanti kasur nya di sambung lagi” Sungmin sebenarnya tidak tega—tapi daripada mood Kyuhyun marah marah ngga bisa di kendalikan meskipun mereka sedang berlibur? Kan ngga ada salahnya sekarang Sungmin make senjata ampuh

“Itu harus!!!” kata Kyuhyun tajam, “Sempit banget tidur berdua di situ”

Sungmin tidak bisa lagi menahan senyumnya, “Daripada marah marah mulu, gimana kalo kita jalan? Anak anak lain pasti udah pergi dari tadi?”

Kyuhyun menimbang nimbang sebentar, “Iya juga..kita kan kesini buat liburan..mau kemana?”

“ngga tahu” Sungmin juga buta soal kota Jenewa, “jalanin aja yuk”

***

Hangeng membereskan barang barang di kamarnya setelah selesai mandi dan berganti baju. Dia mengambil tas berat dari atas meja sebelum mengunci kamar untuk pergi melihat lihat keindahan kota Jenewa

Tak jauh dari tempat Hangeng, Wookie sedang memiliah buku yang akan di bawanya untuk berjalan di pagi hari ini. Dia memilih untuk pergi sendirian di banding ikut anak anak cewek yang sepakat untuk mencari barang Sovenir.

“Huh, mereka tidak tahu apa masih banyak yang bisa di lihat di kota ini ketimbang cuma belanja saja” Wookie menggerutu, ia menutup pintu kamar ketika melihat Hangeng sedang menunggu lift beserta barang bawaannya itu

“Itu apa?” tanya Wookie di depan Lift

Hangeng yang sedang asyik bersiul, berhenti dan menatap Wookie, “Eh, hai—ini…..ah bukan urusanmu tuh” kata Hangeng penuh misterius

Wookie mendelik—di lihat Hangeng dari atas ke bawah.

Tumben tumbenan nih anak kelihatan keren, pakai jaket kulit hitam, kaus putih dan celana jeans—tapi kok…., batin Wookie

“Kenapa? Ngeliatin gw terus, masih naksir?” goda Hangeng

“Ya!! Udah ku bila—

“Iya.iya, ngga bisa diajak bercanda apa” gumam Hangeng

TING

Pintu Lift terbuka, kosong. Hangeng masuk terlebih dahulu baru Wookie mengikuti dari belakang

Hangeng memencet tombol G—Ground floor. Mereka berdua memang ingin pergi keluar meski dengan tujuan dan arah yang berbeda

Wookie sudah mulai membuka buku lalu berkonstrasi membaca sedangkan Hangeng mengotak atik sesuatu yang berasal dari tas besar di pundaknya

Mereka sama sekali tidak berbicara atau paling tidak berbincang bincang. Mungkin Wookie masih kesal pada Hangeng barusan

BRUKKKK

Suara Lift tertahan.

Wookie berhenti membaca sedangkan Hangeng tercengang dengan suara itu, Ia melihat ke atas–layar kecil yang menunjukkan lantai berapa mereka berada

Kosong, tidak terlihat apa apa

“Ini kenapa?” suara Wookie ketakutan

“Sebentar” Hangeng memencet tombol alarm di samping tubuh lift, “selamat siang” jawab suara dari seberang

“Maaf, kami tertahan di lift kira kira lantai 5, apakah ada kerusakan?” Hangeng terlihat tenang berbeda dengan Wookie yang panik di pojokan

“Ah—maaf atas ketidaknyamanan anda, jangan takut kami akan segera membetulkan lift!” jawab mereka

Hangeng memutuskan pembicaraan, dia kembali mengutak atik barang di tangannya. “Kau tidak takut?” bisik Wookie membuyarkan konsentrasi Hangeng

“Tidak” Hangeng tersenyum menyaksikan seorang Wookie duduk mengigil di pojok, “nanti juga bener” ucap Hangeng menenangkan.

Hangeng pun ikut duduk dan memeriksa tas besarnya, perhatian Wookie teralih, “Memangnya apa sih yang kau bawa itu?” tanyanya penasaran

“Ini” Hangeng mengeluarkan teropong panjang lengkap dengan kaki tiga sebagai penompang. “Ini…milikmu?”

“Hmm” Hangeng mengangguk sambil mengelus sayang teropong di tangannya, “untuk apa kamu bawa itu ke Swiss?” tanya Wookie mempertanyakan kewarasan Hangeng yang semakin menjadi jadi

Hangeng tersenyum sekilas, “Ini bukan sembarang Teropong, benda ini bisa mempertemukan aku dengan Alien” jelasnya

GUBRAKKKKK

“Hm, kirain udah waras, nyatanya masih aja tentang Alien” dengus Wookie kesal, “Wits, kenapa sih kalian selalu menganggapku aneh hanya gara gara aku addict mengenai mahluk luar angkasa, segitu tidak wajarnya kah?” Baru kali ini Hangeng terlihat serius—padahal biasanya dia cuek saja di olok olok teman sekelas tentang hobinya ini

“Bukannya gitu Hangeng”

“Terus?! Kenapa orang ngga mandang kamu aneh kalau kamu suka banget baca buku?! Apa bedanya—kita berdua sama sama tergila gila dengan sesuatu, hanya objeknya yang berbeda” kata Hangeng berapi api, Wookie yang mendengarnya tercengang. Perkataan Hangeng ada benarnya juga

“Habisnya, Alien kan tidak ada” Bela Wookie dengan suara lemah—baru kali ini ia sadar kalau Hangeng itu pintar memainkan kata kata

“Kata siapa?” Hangeng kini lebih rileks, “Aku percaya Alien itu ada, dan akan kubuktikan” tambah Hangeng seraya memasukkan teropongnya ke dalam tas

“caranya?” kali ini Wookie benar benar tertarik

“Aku akan belajar rajin, masuk universitas ternama—lalu mendaftar menjadi Astronot sehingga bisa bertemu dengan mereka” kata Hangeng menceritakan mimpinya, untuk saat ini Wookie bisa melihat sesuatu yang berbeda dari diri Hangeng—amat berbeda

“Tapi…..” Wajah Hangeng antusias, “pertama tama aku akan meneliti mereka dulu memakai teropong ini”

“Hahahahahaha” tawa Wookie meledak, “kenapa kamu kelihatan lucu kalo udah menyangkut alien? Wajah kamu udah mirip mereka kok”

Hangeng ikut terkekeh, “aku kan dari dulu udah lucu”

“Tapi narsis” desis Wookie

“Biarin”

TING

Pintu Lift yang macet sudah terbuka, bahkan mereka sudah sampai dilantai dasar beberapa menit yang lalu
“Udah bener” Wookie langsung bangkit berdiri dan keluar dari lift beserta Hangeng di belakangnya

“ ngga takut lagi kan?”

“Ngga” Wookie baru sadar kalau Hangeng sengaja mengajaknya berbicara lama supaya dia tidak ketakutan di dalam, ternyata Hangeng baik juga, ucap Wookie dalam hati

“Aku duluan ya” Hangeng melambai lalu beranjak pergi keluar dari lobi Hotel

“Tunggu”

“Ada apa?” tanya Hangeng menoleh pada Wookie

Mata Wookie menari nari ke samping, “boleh aku ikut denganmu?”

Hangeng tersenyum lebar, dia kembali ke belakang lalu berhenti tepat di depan Wookie, “Ayo”

Hangeng menarik tangan Wookie tanpa persetujuannya dan berjalan ke arah taman, tidak jauh dari pusat kota Jenewa

___

“Keren ya, lihat bangunan ini pasti di bangun pada jaman dinasti Ming”

“Ini kan Jenewa Minnie, mana ada dinasti dinastian, adanya abad pertengahan”

“Iya maksudku juga gitu”

Kyuhyun hanya bisa geleng geleng kepala mendengar ke-sok-tahu-an istrinya ini. Mereka berdua sekarang sedang jalan jalan menyusuri kota Jenewa sambil berjalan kaki.

“Udaranya bersih—harum bunga di mana mana, hmmmm” Sungmin menikmati jalan ‘siang’ di sini, Kyuhyun hanya menjawab sesekali sambil menggandeng Sungmin

Kyuhyun sesekali berhenti untuk melihat bangunan bangunan tua yang masih asri di sekitar kota—walaupun ini Jenewa, tapi tempat ini tak ubahnya desa yang di desain begitu modern.

Seperti kata Sungmin, kota ini jauh dari polusi, nyaman untuk di huni

“Kayaknya enak buat bulan madu di sini” gumam Kyuhyun sambil memandangi lebatnya pepohonan yang sedang berguguran di samping kiri kanan mereka

“Bulan madu? Oh iya kita belum pernah bulan madu, ya udah kita anggep ini sebagai bulan madu aja, kan enak gratis” Sungmin nyengir lebar

Kyuhyun menggeleng tegas, “ngga bisa sekarang! Nanti aku di omelin Bu Tukinem karena berangkat berdua pulangnya bisa ‘bertiga’ “

“Ha? Kok bertiga? Sama siapa?” Sungmin melongo ke arah Kyuhyun

Kyuhyun hanya bisa menelan ludah dan makan hati melihat kepolosan Sungmin masih setara dengan anak SD, “ngga usah di pikirin, eh kita naik bus yuk—keliling kota” Kyuhyun menarik Sungmin masuk ke dalam Bus yang baru tiba, maklum bis di sini hanya mengangkut setiap satu jam sekali dan tepat waktu

Kyuhyun duduk di bangku dekat jendela, mereka berdua melihat dengan takjub kebersihan dan ke khasan kota Jenewa, amat menawan

Setelah puas berkeliling, Kyuhyun dan Sungmin berhenti di salah satu taman tak jauh dari Hotel tempat mereka menginap

“Sini” Kyuhyun mengajak Sungmin menikmati sore di bangku taman yang lumayan sepi. Hanya ada beberapa orang asing dan penjual es krim di ujung taman

“Tunggu sebentar” Kyuhyun meninggalkan Sungmin ke arah penjual es krim itu, tak lama ia kembali dengan dua cup eskrim dan setangkai bunga mawar merah di tangannya

“Nah sekarang pilih, bunga mawar atau eskrim?” Kyuhyun menyodorkan keduanya di depan Sungmin

“Kok? Emang aku ngga boleh dapet keduanya?”

“Ngga, udah cepetan pilih” desak Kyuhyun

Tanpa ragu Sungmin memilih bunga mawar di tangan kiri Kyuhyun, ia mengambilnya sambil tersenyum bahagia

Melihat itu Kyuhyun terdiam lama, namun kembali bisa menguasai diri

“Kenapa kamu milih mawar? Bukannya kamu suka banget eskrim?” alis Kyuhyun naik sebelah

Sungmin yang masih tersenyum, mengangguk, “iya—tapi kan baru kali ini kamu ngasih aku sesuatu, sesuatu yang bisa aku simpan” jelas Sungmin

“Ha?” Kyuhyun terkejut

“Iya, kamu kan dari dulu ngga pernah ngasih aku apa apa” Sungmin memainkan bunga mawar seraya menunggu jawaban dari Kyuhyun

“Tunggu” Kyuhyun memutar bola mata ke kanan—tanda berpikir. Memang benar, selama ini semenjak mereka di jodohkan hingga menikah—Kyuhyun sama sekali tidak pernah menghadiahi Sungmin apapun

Tiba tiba Kyuhyun merasa bersalah, “Maaf” bisiknya pelan

Sungmin lagi lagi tersenyum, “buat apa? Yang penting kamu udah kasih aku mawar kan?” Sungmin mencari cari wajah Kyuhyun yang tertunduk, “Hei, esnya meleleh tuh”

Kyuhyun mendongak—ia meneliti sosok di hadapannya lekat, Kyuhyun ikut tersenyum lalu menyerahkan satu cup eskrim untuk Sungmin

“Ini” Sungmin menerimanya dengan gembira—mereka kemudian makan sambil melihat lihat tingkah laku orang yang lalu lalang lewat di taman ini

Karena hari sudah malam, Kyuhyun dan Sungmin kembali ke dalam Hotel—mereka menyapa beberapa teman sekelas yang juga baru balik dari wisatanya masing masing

Bersama yang lain mereka masuk ke dalam restoran untuk makan malam seperti biasa, baru setelah itu masing masing orang masuk ke kamar karena malam semakin larut

“Minnie, sini” Kyuhyun menepuk kasur di sebelahnya saat Sungmin baru selesai mandi

Kyuhyun sudah menaruh bunga mawar ke dalam pot yang di beri air supaya bisa bertahan lebih lama. Tapi bagi Sungmin itu bukan masalah—toh dia akan menyimpannya sekalipun bunga itu sudah layu

“Apa?” Sungmin berbaring di samping Kyuhyun

“Tidak..” Kyuhyun hanya mengelus muka Sungmin, matanya melembut melihat wajah istrinya, “aku sudah pernah bilang belum?”

“Bilang apa?”

“Kalau aku sayang sama kamu”

DEG

Sungmin terpaku, jantungnya memompa dua kali lebih cepat. “Tadi kamu bilang apa?” tanya Sungmin tidak percaya

Ujung mulut Kyuhyun terangkat sedikit, “Aku sayang kamu” ulangnya lebih pelan

DEG DEG

Sungmin mengatur nafas, Kyuhyun kembali mengelus elus pipinya, “hmm, ternyata belum yah” goda Kyuhyun senang

Sungmin tidak membalas. Dia tahu kalau selama ini Kyuhyun memang sayang kepadanya—tapi ternyata sangat berbeda kalau kata kata itu terucap langsung dari mulut Kyuhyun

“Minnie? Kau baik baik saja kan?” Kyuhyun mulai khawatir karena Sungmin belum bergerak sedikit pun dari tadi

“Oke…baik..kok” Sungmin mengelus dada, menarik nafas panjang. Semburat merah merona di kedua pipi—bagian di mana Kyuhyun mengelus Sungmin

“Boleh, aku menciummu?” walau Kyuhyun meminta ijin tetapi wajahnya sudah mendekat ke arah Sungmin

“boleh” balas Sungmin berbisik sambil melihat bibir Kyuhyun yang semakin dekat. Bibir mereka hanya berjarak beberapa senti

…..

TING TONG

“Minnieeeeeeeee” Teriakan Chulie menghentikan kegiatan mereka. Kyuhyun mendengus kesal sedangkan Sungmin beranjak bangun untuk membukakan pintu

“Ada apa Chulie?” tanya Sungmin heran melihat sahabatnya mengetok pintu kamar orang selarut ini, mana dia sendirian—tidak bersama dengan Kibum

“Minnie” Chulie berteriak histeris sambil memeluk tubuh Sungmin, “kamu kenapa? Bertengkar dengan Kibum?” tanya Sungmin panik

Chulie melepaskan pelukannya lalu menggeleng, “ngga, malah sebaliknya”

“Apa?” Sungmin masih tidak mengerti

Chulie menghapus air mata dan mencondongkan jari manisnya ke arah Sungmin, “Kibum memberiku cincin!!! Katanya dia janji selesai sekolah mau langsung melamarku!!!” pekik Chulie girang—ia loncat loncat seperti anak berumur 5 tahun

“Ah, aku ikut bahagia Chulie” Sungmin spontan memeluk Chulie balik, tanpa berlama lama Chulie langsung menceritakan detail kisah mereka. Bagaimana Kibum mengajaknya ke Air Mancur terkenal Di Jenewa, bagaimana Kibum dengan gugup ‘melamarnya’, meminta Chulie untuk bersabar sampai kelulusan lalu menyematkan cincin kecil di jari manisnya

Sungmin pun ikut bahagia melihat Chulie begitu bersemangat dan tenggelam dalam bercerita

“Akhirnya aku bisa menyusulmu” tukas Chulie

“Hehehe” Sungmin hanya bisa menahan senyum malu karena dia mendahului Chulie untuk urusan pernikahan

“Ah..kau pasti ngantuk yah..sampai ketemu besok!!!” Chulie berdiri dari depan pintu Sungmin—tempat mereka ngerumpi selama setengah jam

“Ok,,selamat yah” balas Sungmin melambai ke arah Chulie yang kembali ke kamarnya

Sungmin mengunci pintu—dia melihat Kyuhyun memencet tombol TV sembarangan, “Kibum melamar Chulie” kata Sungmin menyampaikan berita

“Udah tahu, Kibum udah pernah ngomong sama aku” Kyuhyun malah biasa saja menanggapinya

“Kok gitu, kan Chulie saudara kamu, kayaknya kamu ngga peduli” Sungmin mengambil guling lalu merebahkan dirinya lagi, Kyuhyun mematikan TV sekalian menghadap ke arah Sungmin, “Aku akan lebih senang lagi kalau dia ngga ganggu kita tadi”

Sungmin mendadak bisu, wajahnya memerah karena ingat kejadian yang terpotong akibat teriakan Chulie.

“Gimana mau di terusin ngga?” Kyuhyun bersingut mendekat

Sungmin masih diam

Kyuhyun menganggap itu sebagai persetujuan, dia kembali meraih wajah Sungmin agar bisa lebih dekat…dan semakin dekat…..

TING TONG

“Argggghhhhh” Kyuhyun membanting bantal lalu berdiri menuju pintu depan, mau tahu siapa orang yang berani ganggu dia malam malam begini

“Siapa sih??!!” bentak Kyuhyun ketika pintu terbuka

“Saya” suara dingin mengimbangi kejutekan Kyuhyun

“Eh Ibu” Kyuhyun menurunkan nada suaranya, “Kamu sepertinya tidak suka saya ganggu” mata Bu Tukinem menyipit curiga

“Eh—bukan apa apa..ini kami berdua udah ngantuk berat” Kyuhyun memberi alasan

“Oh saya cuma mau kasih pamflet untuk tempat wisata yang kalian kunjungi, siapa tahu berguna” Selesai memberikan itu Kyuhyun tanpa basa basi menutup pintu di depan Bu Tukinem

“Siapa?” tanya Sungmin yang asyik membaca komik, “Bu Tukinem, eh kamu ngga boleh baca komik dulu” Kyuhyun mengambil buku dari tangan Sungmin dan meletakkannya di sembarang tempat

“Pokoknya sekarang kita harus ciuman” Sebenarnya Sungmin makin geli melihat ke-ngotot-an Kyuhyun, tapi daripada dia ngambek, mending diturutin aja

“Tapi—kalau aku cium kamu, pasti ada yang mencet bel lagi” ucap Kyuhyun mulai ragu

“Ngga mungkin, masa 3 kali berturut turut bisa tepat gitu” tangkas Sungmin

“Oh, iya juga yah” Kyuhyun menunduk, setengah berbaring agar bisa mencium Sungmin lebih mudah..namun…lagi…lagi…

TING TONG

“HUAAAAAAAAAAAAAA” Kyuhyun benar benar kesal setengah mati, ia membuka pintu kasar, “siapa?” bentaknya

“Gw…” jawab Siwon yang tercengang melihat wajah Kyuhyun yang marah, “ngapain?” tanya Kyuhyun to the point

“Ngabsen” balas Siwon takut takut

“Oh” Kyuhyun menghela nafas sejenak—kali ini dia bisa mentolerir, toh emang tugasnya Siwon harus ngabsen satu persatu siswa udah masuk kamar apa belum

“Sungmin?”

“Udah pasti sama gw lah” lagi lagi Kyuhyun terdengar tidak sabar

“selesai” balas Siwon. Kyuhyun langsung saja membanting pintu di depan nya.

“Siapa?” tanya Sungmin ketika Kyuhyun membanting tubuhnya ke atas kasur, “Siwon, biasa ngabsen”

Kyuhyun menoleh ke arah Sungmin yang masih menatapnya, “mau sih cium kamu—tapi takut di ketuk lagi”

Sungmin bingung harus ketawa atau kasian melihat Kyuhyun seperti ini

“Hmm, lain kali aja deh” Kyuhyun hanya menarik Sungmin ke dalam pelukannya, mengelus punggungnya lembut lalu menutup mata—lelah.

Hanya selang beberapa menit Sungmin ikut terlelap nyaman dan menjadikan tubuh Kyuhyun sebagai bantalnya

***

Wookie bangun dengan perasaan segar. Kemarin dia dan Hangeng seharian berkeliling Jenewa untuk mencari pembuktian munculnya Alien. Wookie harus mengakui kalau Hangeng bukan hanya sekedar freak tentang mahluk satu itu—tapi dia juga berdasarkan fakta yang ada. Hal inilah yang membuat Wookie perlahan lahan menikmati berpergian berdua dengan Hangeng, malah rencananya hari ini mereka akan pergi ke pusat kota untuk meneliti lebih lanjut

“Woi kok bengong” tegur Hangeng meminta perhatian Wookie

“Ah ngga—terus sekarang kita mau kemana?” tanya Wookie pada Hangeng yang sedang memeriksa buku catatannya

Semua perincian Hangeng mendetail tentang persiapan dan pencarian letak Alien yang pernah menampakkan diri di Jenewa

“Lewat sini, Yuk” Tanpa sadar Hangeng memegang tangan Wookie saat berjalan, “kok pake gandengan?” selidik Wookie melihat tangan mereka berdua

“Kan biar di sangka orang pacaran terus ngga curiga deh, kalau kita malah nyari tahu tentang Alien” Hangeng antusias menjelaskan tanpa tahu Wookie lumayan tersinggung dengan ucapannya

Wookie melepaskan pegangan Hangeng lalu berjalan lebih cepat

“Lah? Wookie, kamu kenapa?” tanya Hangeng dengan mudah mengejar langkahnya

“Ngga” Wookie sendiri bingung, kenapa dia malah bersikap ke kanak kanakan begini—apa jangan jangan…

“Maaf deh kalau aku bikin salah, kita jalan lagi, ok” Hangeng memegang tangan Wookie lagi, meremasnya lembut kemudian membawa Wookie untuk menjelajah tempat ini bersama sama

___

“Sekarang kita mau kemana?”

“Ke Air mancur!! kemarin Chulie kasih tahu, ngga jauh dari sini kok”

“Oke”

Sebenarnya Kyuhyun masih mengantuk untuk jalan jalan sepagi ini, tapi demi Sungmin akhirnya dia mau pergi keluar dari kamar hotel yang nyaman menuju air mancur setinggi 140 meter—yang menjadi objek wisata utama di kota Jenewa

“Keren ya Kyu” puji Minnie

Kyuhyun hanya menoleh sesekali—apanya yang mau dilihat! Memang air mancurnya indah dan dapat di nikmati dari arah mana saja karena ketinggiannya, namun tetap saja itu cuma air mancur?! Tidak ada yang berbeda

Kyuhyun menguap lebar, matanya sayu, udara yang sejuk ikut mendukung agar tertidur di bangku taman

“Kita mau ke..ma..na” Sungmin kelihatan jengkel. Kyuhyun sudah terlelap di sampingnya sambil memeluk lengan Sungmin

“Pantes aja dari tadi diam ternyata…” Sungmin tidak tega membangunkan Kyuhyun, tapi dia juga masih mau jalan jalan, masih banyak tempat lain yang sayang untuk di lewatkan

“Aha” Sungmin punya ide, dia melambai ke penjual balon yang berada tidak jauh dari bangku. Sungmin membeli satu lalu di lepas pelukan Kyuhyun untuk di ganti dengan balon tersebut

“Nah selesai, tunggu di sini, aku nanti kembali” ucap Sungmin girang, dia meninggalkan Kyuhyun yang tertidur sambil memeluk balon sebagai pengganti Sungmin

Sungmin berpergian tidak jauh dari tempat Kyuhyun, ia hanya menyusuri jalan setapak di depan halte. Sungmin melihat lihat dan terperangah melihat gedung megah di hadapannya

“Wow”

Sungmin masuk ke dalam gerbang, ada beberapa pengawal di depan yang menghampiri dirinya

“Can I help you?” tanya salah satu pria tinggi tegap itu dengan ramah

“Er…gedung apa ini?” Sungmin malah berbicara dengan bahasa Korea

“What??”

Mereka berdua mengalami miss Communication

***

“Lihat deh, air mancurnya masih seindah kemarin yah” Chulie berjalan dengan Kibum, habis berbelanja makanan Khas Jenewa. Tidak begitu special soalnya Chulie pernah mencoba beberapa ketika di bawakan oleh kedua orang tuanya yang hoby jalan jalan keluar negeri

“Iya, mau lihat lagi?” tawar Kibum lembut, Chulie mengangguk dan langsung menarik Kibum duduk di salah satu bangku taman tak jauh dari sana

“Eh itu kan Kyu?” Chulie melepaskan genggaman Kibum lalu berjalan ke arah Kyuhyun yang masih tertidur sambil memeluk balon

“Kyu..Kyu..” Chulie mengguncang tubuh adiknya

“Ngg” Kyuhyun mengucek kedua mata, “Eh Heenim, Kibum, abis darimana?” tanyanya masih menguap lebar

“Dari toko, tumben sendiri, Sungmin mana?” tanya Kibum heran

“Lah, ini ga bisa lihat—gw kan megangin…” Kyuhyun baru sadar, yang dia peluk adalah balon bukan lengan Sungmin, “Lah?? Minnie kemana?!!!!” Kyuhyun berteriak kencang sambil bangkit berdiri, “tadi dia disini?!!!”

“Ck ck ck Istri ngilang ngga sadar, coba hubungi nomornya—siapa tahu Minnie cuma jalan jalan sekitar sini” saran Chulie

Kyuhyun mengambil ponsel di saku celana, langsung menekan tombol 2 untuk menelepon Minnie, “….Halo? Minnie kamu di mana?!!!!” bentak Kyuhyun marah bercampur kesal

“APA??? KAMU DI TAHAN DI MARKAS PBB?!!!” Kyuhyun terperangah sambil bangkit berdiri

“MWO?!” Kibum dan Chulie ikut kaget mendengar teriakan Kyuhyun barusan

“Kok bisa??!!” Kyuhyun mengatur nafas, mendengar penjelasan Sungmin di dalam telepon, “Ok ok aku jemput kamu di sana” Kyuhyun menutup teleponnya, “Minnie ngga sengaja masuk ke dalam Markas PBB ngga jauh dari sini” jelasnya

“Lha? Tapi setau gw ngga papa deh, itu emang tempat itu di buka buat umum kan?” tanya Kibum masih belum mengerti

“Iya, cuma si Minnie ngga bawa tanda pengenal dan ga bisa berbahasa asing, makanya pengawal di sana agak curiga dan menahan Minnie untuk keterangan lebih lanjut”

“Aish, Minniee Minnie, mau ku temani Kyu?” Chulie sudah siap siap berdiri namun Kyuhyun menahan tangannya, “ngga usah Heenim, ini urusan aku”

Kyuhyun bergegas pergi menyebrang lalu berlari kencang ke arah selatan, tempat Gedung PBB berada

“Pasti Minnie nanti di marahi abis abisan sama si Kyu” dengus Chulie menatap punggung Kyuhyun yang semakin menjauh

__

“Kamu capek?”

“Ngga”

“ Ng….Sebentar”

Hangeng berlari kecil ke penjual makanan kecil di pusat gedung astronomi Jenewa. Ia kembali dengan membawa dua panekuk coklat, satu untuknya satu lagi untuk Wookie

“Ini untukmu” kata Hangeng menyerahkan satu porsi panekuk

“Terima kasih”

Sekarang mereka makan dalam diam

“Maaf kamu pasti lapar dari tadi siang kita kan belum makan” sesal Hangeng karena dia terlalu senang mengitari dan mencatat info penting di gedung tersebut sampai lupa kalo anak orang belum makan siang

“Ngga apa apa, aku juga ga sadar udah selapar ini” Wookie menunjuk bungkusan panekuk yang sudah kosong di tangannya, “mau aku belikan lagi?” tanya Hangeng

Wookie menggeleng, “ngga usah nanti kan makan lagi di Hotel”

“Oh” Hangeng menghabiskan miliknya kemudian berdiri. Ia menggendong tas teropong yang selalu di bawa baru menoleh ke arah Wookie

“Yuk, kita balik supaya bisa makan kenyang” Hangeng mengulurkan tangannya, Wookie melirik sebentar lalu tanpa ragu ia meraih tangan Hangeng dan bersama sama kembali ke arah Hotel ketika hari sudah malam

“Sorry about that” Kyuhyun meminta maaf dengan sopan kepada pihak pengawas gedung PBB di Jenewa

“It’s ok” Petugas itu akhirnya melepaskan Sungmin saat Kyuhyun datang menjemput. Sungmin hanya berdiam diri, meskipun Kyuhyun kelihatan ramah Sungmin tahu kalau sebenarnya dia marah berat

“See u”

Selesai berbasa basi Kyuhyun berjalan cepat sambil menarik tangan Sungmin keluar dari gedung itu

“Kamu marah?” bisik Sungmin di sela sela perjalanan mereka kembali ke hotel, “Menurut kamu?” Kyuhyun membalik pertanyaan

“Marah” Sungmin semakin menunduk takut Kyuhyun tiba tiba meledak. Kyuhyun berhenti melangkah—dia berbalik melihat Sungmin, “tadi kenapa kamu ninggalin aku di taman pake ada balon lagi??” Kyuhyun mengintrogasi

“Habis aku ngga tega bangunin kamu, pules banget. Padahal aku masih mau jalan jalan” jelas Sungmin

Kyuhyun menghela nafas panjang—ingat janji dia supaya ngga marah marah selama mereka di Jenewa

“Ya udah, besok kita jalan jalan lagi. Aku ngga bakal ketiduran kok, gimana?”

Sungmin mengangguk bersyukur, paling tidak Kyuhyun tidak menjitak kepalanya seperti biasa

“Kita balik ya, aku capek” Kyuhyun berjalan masih dalam tempo cepat, sementara Sungmin tertinggal beberapa langkah di belakang

Walau Kyuhyun tidak membentak Sungmin, tapi siapapun bisa melihat kalau pasangan ini habis bertengkar. Kyuhyun mengacuhkan Sungmin ketika kembali ke kamar dan turun untuk makan tanpa mengajak Sungmin—bahkan Kyuhyun pura pura tidak kenal saat bertatapan dengan Sungmin di meja makan

“Ngeselin!!! Aku lebih seneng dia marah marah daripada diem kayak gini” curhat Sungmin pada Chulie

“Udah tenang aja” Chulie melambaikan tangan—ia menatap cincin yang di belikan Kibum lekat lekat, sesaat lupa dengan masalah sahabatnya

“Ugh” Mood Sungmin hilang, memangnya dia tahu kalau gedung mewah itu markas besar PBB? Baca palang di depan aja ngga bisa, kan dalam bahasa asing. Padahal menurut Sungmin ini cuma salah paham, tapi kok masalahnya jadi berat gini….

***

“Minnie bangun”

“Nggg”

Kyuhyun mengguncang tubuh Sungmin lebih kencang, “Bangunnn, katanya mau jalan jalan”

Sungmin membuka mata, melihat Kyuhyun sudah berpakaian rapi di sampingnya. “Mau kemana sepagi ini?”

Kyuhyun hanya tersenyum penuh rahasia, “udah pokoknya aku tunggu kamu 15 menit buat mandi sama ganti baju, cepetan sana” Kyuhyun mengangkat lengan Sungmin dan memberikan handuk bersih padanya

“Mau kemana?” tanya Sungmin bersikeras

“Udah, liat aja nanti” jawab Kyuhyun tidak sabar

Kurang dari 15 menit, Sungmin sudah keluar dari kamar mandi, “selesai”

“Tunggu” Kyuhyun mengamati baju yang di pakai Sungmin, “ganti—terlalu tipis, bisa bisa kamu kedinginan di sana” perintah Kyuhyun

“Lho, kan cuaca memang hangat, kita mau kemana sih?” cecar Sungmin makin penasaran, “Udah cerewet banget si jadi cewek, ganti!” Kyuhyun mendorong tubuh Sungmin ke dalam kamar mandi sambil memberikan beberapa potong jaket tebal miliknya

Setelah itu Kyuhyun mengajak Sungmin keluar menuju halte bus di depan Hotel.

“jam 8, bis datang jam 8.30, kita tepat waktu” ujar Kyuhyun senang

“Beneran aku ngga ngerti kita mau kemana” Sungmin geleng geleng kepala melihat kelakuan Kyuhyun, padahal baru semalam ia mengacuhkan Sungmin tapi pagi ini..malah baik banget. Aneh kan?

“tuh bis nya datang” suara Kyuhyun membuyarkan lamunan Sungmin, Kyuhyun menarik lengan Sungmin lalu duduk di salah satu bangku yang kosong

Ternyata perjalanan lebih jauh dari yang Sungmin kira, Bus ini malah sudah membawa mereka keluar dari kota Jenewa—ke dekat pegunungan di pinggir perbatasan. Sekarang Sungmin malah bisa melihat tinggi dan megahnya gunung putih yang di tutupi salju di seberang sana, indah sekali

Bus semakin menanjak, Sungmin merapatkan jaket—benar kata Kyuhyun, udara di sekitar sini memang dingin, ternyata musim gugur tidak berpengaruh jika kau berada dekat gunung salju

“Kyuhyun lihat deh, gunungnya ting” ucapan Sungmin terputus, “Ya!! Kyuhyun!!!” teriak Sungmin tepat di telinga suaminya

“ha?” Kyuhyun agak terkejut di bangunkan seperti itu

“Janjinya ngga ketiduran, mau aku ke sasar lagi” Sungmin bersungut sungut, jangan jangan Kyuhyun sengaja mengajaknya berjalan jauh supaya ia bisa tidur lama di bis

“Ngga kok,” Kyuhyun melirik jam tangannya, “pas jam setengah sebelas, sebentar lagi” bisik Kyuhyun membuat Sungmin ingin tahu, “kita mau kemana??”

Kyuhyun melirik sekilas, bibirnya mengembang, membentuk senyuman lembut, “kita akan ke gunung Alpen, gunung yang paling terkenal di Swiss, gunung dengan salju abadi” jelas Kyuhyun

“Salju abadi? Pantas saja, saljunya tidak mencair di udara sehangat ini”

Kyuhyun meraih tangan Sungmin sedangkan tangan satunya lagi ia sandarkan di bahu Sungmin, “lihatkan indah banget”

“Iya, indah” balas Sungmin masih menatap ke luar jendela—ke arah Gunung Alpen

Kyuhyun membantu Sungmin turun ke halte baru berjalan kaki melewati jalan setapak untuk sampai ke kaki gunung Alpen. Walaupun memakan waktu setengah jam, Sungmin tidak mengeluh—sepanjang jalan dia dan Kyuhyun banyak bercerita tentang segala sesuatunya hingga tidak sadar kalau mereka sudah berada di gunung Alpen bersama dengan turis lokal maupun asing

Kyuhyun memegang istrinya agar tidak tersesat dan mengangkat tubuh Sungmin agar bisa melihat keindahan gunung ini dari tempat yang telah di sediakan

“Gimana? Ini jauh lebih bagus daripada markas PBB kan?” goda Kyuhyun

“Ya! Jangan di ungkit ungkit lagi, aku kan tidak sengaja nyasar ke sana”

“Iya iya” Kyuhyun memeluk pinggang Sungmin sambil menikmati pemandangan indah yang terbentang di hadapan mereka saat ini

___

“Wookie, bawa kemari matanya” pinta Hangeng ketika sedang memasang teropong di atas gedung serba guna dekat taman

“Mata? Mata apa?” tanya Wookie tidak mengerti

“Oh, maksudnya mata teropong, itu yang ada di sebelah kamu” tunjuk Hangeng ke plastik dekat Wookie

“Oh ini” Wookie menyerahkannya lalu kembali duduk di lantai, Hangeng mengutak sedikit dan “selesai” ucapnya gembira

“Memangnya bisa melihat Alien dari situ?” Wookie masih agak ragu dengan impian Hangeng meskipun dirinya sudah mulai mempercayai keberadaan Alien itu nyata

“Ng,, kita harus mengatur koordinat terus..” Hangeng memutar mutar ujung teropong untuk menyesuaikan dengan arah pandang

Hangeng melihat ke dalam teropong, “Eh?” wajahnya terkejut

“Apa?? Kamu berhasil ngeliat Alien?? Mana??” Wookie menggeser tubuh Hangeng lalu menatap ke dalam

“Oh…” Wookie bersingut menjauh, memberikan lagi teropong itu kepada Hangeng

Ternyata yang tadi di lihat Hangeng adalah Kyuhyun dan Sungmin yang baru pulang dari berwisata, mereka kelihatan sangat berbahagia

“Kamu masih ngga bisa lupain Kyuhyun?” selidik Hangeng sambil duduk di samping Wookie

Wookie menoleh lalu tersenyum miris, “bukan itu—kalau masalah perasaan, aku sudah bisa menerima semuanya sejak mereka di jodohkan, tapi….”

“Tapi apa?” bujuk Hangeng dengan sabar

Wookie menghempaskan beban yang selama ini dia tahan, “salah ngga kalau aku malah iri sama mereka, aku benar benar iri?? Kok mereka bisa sebahagia itu sedangkan aku ngga?? Aku cuma heran, kenapa wanita biasa biasa seperti Sungmin hidupnya bisa berwarna, punya temen yang sayang sama dia, punya suami yang juga sayang—lebih dari yang dia tahu” Wookie memutar kedua bola matanya, “sedangkan aku??” lirihnya

“Hmmm” Hangeng sedang berpikir, mencari kata kata yang tepat, “mungkin karena kamu terlalu serius—menganggap segala sesuatunya harus sesuai dengan kemauanmu, nih kalau aku lihat Sungmin, dia malah membiarkan semuanya terjadi, mengalir begitu aja. Kamu ngerti maksud aku?” Hangeng duduk bersila sambil memutar menghadap Wookie

“Terus aku harus gimana?” ucap Wookie frustasi

Sudut sudut mulut Hangeng tertarik ke atas, mengembangkan sebuah senyuman bahagia, senyum seorang lelaki yang sedang jatuh cinta, “pacaran sama aku aja” ucapnya, tanpa paksaan tanpa pertimbangan, Hangeng spontan mengucapkan itu pada Wookie

Wookie membisu

“Mau ngga?” Hangeng menaikkan alis—mungkin dia masih ada harapan, buktinya Wookie tidak langsung menolaknya seperti yang selama ini dia lakukan

“Wookie??”

Wookie mengangguk pelan masih dalam keadaan diam

“Yes!!! Akhirnya kamu mau juga hehehe” Hangeng meraih tangan Wookie lalu meremasnya lembut, “Kamu pasti ngga bakalan bosen pacaran sama aku” bisik Hangeng

Mendengar itu tawa Wookie meledak, “Hahahaa, pasti ngga bosen kan ngejar Alien bareng kamu” sindir Wookie, Hangeng hanya terkekeh menanggapinya, “tapi kamu suka kan?” balas Hangeng

Wookie tersenyum tulus lalu mengangguk kecil

***

“Ah—senangnyaaaa, makasih ya Kyu” ujar Sungmin menghempaskan tubuh ke kasur, “sama sama” balas Kyuhyun di sebelahnya

“Ngga rugi deh jalan jauh, hmmm” Sungmin berbaring ke samping menghadap Kyuhyun, mereka saling menatap dalam kesunyian

“Kayaknya ngga papa kalo sekarang aku cium kamu” bisik Kyuhyun sambil menggeser tubuhnya mendekat, Sungmin yang sudah terbiasa, hanya bisa tertawa, Kyuhyun menyentuh dagu Sungmin. Membawa bibirnya ke arah Kyuhyun

Sungmin memejamkan mata sedangkan Kyuhyun mulai membuka kedua bibirnya

Mereka berciu—

TING TONG

Kyuhyun berhenti, Sungmin mengerjapkan mata lalu tersenyum memelas, “biar aku aja yang buka” kata Sungmin tapi Kyuhyun menarik lengannya tepat ketika ia ingin berdiri untuk membukakan pintu

“Udah biarin aja” kata Kyuhyun kesal

“Ngga bisa—siapa tahu itu Siwon yang bertugas ngabsen?” balas Sungmin

Kyuhyun mendengus kesal, “ya udah sana buka” mood romantisnya langsung hilang

Sungmin hanya tersenyum kemudian beranjak membuka pintu

CKLEK

“Sungmin!!!!” Hangeng dan Wookie sudah nangkring dengan manisnya di depan pintu kamar mereka

“Ada apa? Tumben” Wajah Sungmin terheran heran namun ketika melihat tangan Wookie dan Hangeng saling bertautan, Sungmin mulai mengerti

“Kalian” Sungmin menunjuk kedua temannya bergantian

“Kita jadian” pamer Hangeng bahagia di sampingnya Wookie hanya tertunduk malu bercampur kesal kenapa punya pacar se norak Hangeng

“Selamet ya!!” pekik Sungmin tulus, tidak menyangka Wookie akhirnya memiliki pengganti Kyuhyun, “di malam terakhir kita ini, kalian akhirnya jadiannn” lanjut Sungmin masih gembira

“Makasih” kali ini Wookie berbicara, “kalau bukan karena kamu dan Kyuhyun, aku ngga mungkin bisa jadian sama Hangeng” bisik Wookie—ada rasa hangat luar biasa karena Wookie sekarang tidak merasa iri sama sekali dengan Sungmin. Ya, dia sudah menemukan pangerannya sendiri

“Ah, bukan apa apa” balas Sungmin

“Kyuhyun mana?” Hangeng melongo ke dalam kamar, “Eh, dia udah tidur tadi” Sungmin jelas jelas berbohong, tapi ini lebih baik ketimbang Kyuhyun ke depan dan malah ngusir mereka, ck ck ck, batin Sungmin

“Ya udah, kita kan harus tidur, besok udah pulang lagi…dadah Sungmin” Hangeng menuntun Wookie ke kamarnya dulu sebelum Hangeng kembali ke kamarnya sendiri

Sungmin senang melihat mereka berdua, “memang cocok” desah Sungmin, ia lalu menutup pintu kamar untuk beristirahat

***

Hari ke-pulang-an

Semua siswa murid kelas XI-3 sudah berkumpul di lobi hotel setelah di absen satu persatu oleh Siwon dan di cek ulang sama Bu Tukinem

Setelah itu mereka naik ke Bus yang mengantar sampai bandara

“Ah, kota terindah, aku pasti kangen pengen ke sini lagi” ucap Hangeng sok puitis, ia duduk di sebelah Wookie

“Kirain udah makin bener, ngga taunya makin ancur kalo di jadiin pacar” kata Wookie terganggu dengan ucapan aneh Hangeng

Hangeng menahan senyum, “Jenewa memang kota terindah, karena di sinilah aku akhirnya bisa dapetin kamu” lanjut Hangeng dengan nada lain dari yang biasa

Wookie spontan menoleh, “aku cabut kata kataku barusan, kamu udah bener di jadiin pacar” ucap Wookie tanpa henti henti memandang Hangeng

“Hehehe”

Hanya beberapa menit setelah mereka check out dari hotel Mamoru, rombongan sekolah St Christie sudah sampai di bandara untuk menunggu landing pesawat

Karena di Swiss terkenal dengan kedisplinan waktu maka Siwon dan Bu Tukinem sepakat membangunkan anak anak lebih pagi sehingga ketika mereka sampai di bandara, pesawat mereka baru akan berangkat 1 jam kemudian

“Ah..capek bu nunggunya” keluh beberapa siswa

“Eits, daripada ketinggalan? Lebih baik menunggu kan” kilah Bu Tukinem

Beberapa siswa sibuk mengambil foto terakhir sebelum meninggalkan bandara sedangkan Kyuhyun dan Sungmin hanya berbincang bincang kecil. Tak jauh dari tempat mereka, Chulie hanya bersandar di bahu Kibum—mereka sepertinya benar benar menikmati perjalanan gratis ini

“Perhatian anak anak” suara Bu Tukinem yang menggelenggar sontak membuat semua murid terdiam

“Kalian sudah bisa masuk” Bu Tukinem memberi informasi

Semua murid yang sudah rindu pada kampung halaman langsung berebut masuk ke pintu landing, hanya Kyuhyun dan Sungmin saja yang santai berjalan paling belakang

“Di atur tempat duduknya” Bu Tukinem dan Siwon sibuk ke sana kemari untuk mentertibkan siswa siswa dan menyuruh mereka duduk di bangku yang sudah tersedia

Kyuhyun dan Sungmin mendapat tempat duduk paling belakang dekat kabin pesawat, mereka bersandar sambil menurunkan bangku untuk tiduran selama pesawat terbang

Suara anak anak lain memang terdengar gaduh, tapi itu hanya permulaan. Selang beberapa menit mereka semua kehabisan tenaga dan lelah untuk bersenda gurau, mereka tertidur lelap—malah Bu Tukinem dan Siwon juga sudah nyenyak di bangkunya masing masing

Kecuali…

“Minnie” bisik Kyuhyun

“Ngg” Sungmin mencoba membuka mata karena suara Kyuhyun memanggilnya, “apa?”

“Kamu udah ngantuk?” Kyuhyun melihat wajah Sungmin yang masih kelelahan, “ngga begitu, emangnya kenapa?” tanyanya

“Hmm” Kyuhyun mendekat, Sungmin mengerti maksud tindakannya, “jangan di sini..nanti ketahuan pramugari” balas Sungmin berbisik

“Mana? Mereka cuma lewat sesekali kok” ucap Kyuhyun yang terus saja mendekatkan wajahnya

Sungmin hanya bisa pasrah, ia menarik nafas ketika bibir Kyuhyun menyapu bibirnya dengan lembut. Kyuhyun mendesah lega—puas karena hasrat terpendamnya akhirnya kesampaian

Kyuhyun menarik dagu Sungmin, mengecup bibir bawahnya sekilas, agak sedikit bersemangat. Sekali lagi Sungmin menarik nafas panjang, memberi udara bagi mereka berdua tanpa melepaskan bibirnya dari Kyuhyun

“Ah” desah Sungmin, Kyuhyun tersenyum dan kembali bersandar ke bangku, “rasanya lebih baik” Kyuhyun menepuk bantal kecil di kepala sambil membentangkan kedua tangannya, “Sini Minnie” ajak Kyuhyun

“Ngga bisa Kyuhyun, ada pembatas besi, sakit nanti kalau di tiduri” tolak Sungmin

Kyuhyun berpikir sejenak, ia lalu memanggil pramugari meminta selimut tebal untuk mereka berdua. Setelah itu Kyuhyun menghamparkan selimut di atas bangku pesawat, “beres deh”. Sekarang bangku mereka berdua berubah seolah olah menjadi satu ranjang besar, “Sini” Kyuhyun menarik tubuh Sungmin, mendekapnya erat erat sebelum memejamkan mata, “makasih Minnie, udah mau jadi bantalku selama ini” bisik Kyuhyun di telinganya

“Sama sama” ucap Sungmin pelan

Mereka terpejam dan tertidur seperti murid murid lainnya.

Ah, Swiss…I’m In Love


TBC

17 responses to “≈No Other Like U-Twenty Two-{Swiss, I’m in Love}≈

  1. hmm…. akhirnya HanWook jadian…

    kesian Kyumin, mau ciuman aja banyak yg ganggu… sini biar aku yg cium.. #loh??!$@#

  2. TING TONG…. permisi~

    BUKK~ kyaaaaaaaa~ di tabok kyupil pake bantal…

    kasiannya, amu ciuman ajah susahnya minta ampunnn…>,,<

    lanjuttttttttt~

  3. Kyakyakya~ malu”in Ketua OSIS ama guru ngintip kamar KyuMin…wkwkwk

    Mana pas abangKYU mau kisseu Minnie ada yang mencet bel kamar mereka berturut” lagi.. Kesian abangKYU…wkwkwk malah dipesawat ciuman’a…kkkk~
    Nice FF

  4. 1. ada adegan yang lucun buat aku, pertama siswa ditegur ma Siwon, Siwon ditegur Bu Tukinem, Bu Tukinem ditegur Chulie . . .

    2. Hotel Mamoru payah !!! katanya bintang 5, masa liftnya macet ?????

    3. Yang bikin so sweeetttt : Kibum lamar Chulie, Wookie n Hangeng jadian deh …….. 🙂

    Yipppppieeee !!!! Daebak !!!

  5. ckckckckckckckkk… kasian si kyu.. cuma pengen cium doang susah nya minta ampun..
    Yang ngeganggu juga pada ngak tau situasi,nih.. 😀

  6. hehehe kacian ya kyuppa mo nyium minnie ja byk halangan’a.ampe ga minat lgi mo nyium,,,
    cie,,,cie,,,cie hanwook dah jadian,ga nyangka akhir’a wookie mau ma han ge2,CHUKKAE hanwook

    minnie da2 ja deh pke nyasar di tahan segala di PBB,
    sweet moment kyumin 🙂

  7. aduuuh banyak hal yang terjadi selama d Swiss yah….Akhrnya HanWook jadian^^,KiChul lamaran^^, n yang pasti Kyu jadi kiss Minnie*biarpun lokasinya dipesawat…gara” bnyak pengganggu d hotel!XD*

  8. ckckck kasian kyumin mau ciuman tapi ada pengganggu terus. tapi akhirnya kyumin ciuman juga walau di pesawat.
    ya ampunn kyu sampe segitunya, minta selimut buat di jadiin kaya tempat tidur.
    ciyeee wookie jadian ama hangeng.. selamat ya?
    wahh ini chulie dilamar kibummm, selamat selamat.
    kyumin makin romantis 🙂
    eh bunga mawarnya di bawa pulang ga ya?

  9. akhirnya wookie sama gege jadian
    cuma wookie yg nyambung ngobrol sama gege
    kichul makin romantis aja
    kyumin juga makin so sweet
    lanjut baca

  10. Kasian tiap kali mau ciuman gagal mulu hahaha

    Blm d restuin tuh ciumannya baru tadi d pesawat bisanya hahaha

  11. Cie..cie… Akhirnya hanwook jadian juga.. 🙂 chukkae..

    Ya ampuuun,, minnie knp bisa kesasar sampe di markas PBB sich.., ada2 aja…
    Kasian bgt liat kyu yg frustasi krna selalu gagal mo nyium minnie.. Hahaha #poor kyu 😀

Tinggalkan Balasan ke Aida Jonas Qnan Batalkan balasan